Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) mendorong percepatan eliminasi penyakit malaria. Kepala Biro Kesra Sekretariat Daerah (Setda) Kaltim, Andi Muhammad Ishak mengatakan, hingga saat ini kasus malaria masih terjadi di Kaltim, sehingga perlu upaya serius mengeliminasi penyakit yang ditularkan nyamuk anopheles.
“Ini tantangan luar biasa yang harus dijaga, jangan sampai nanti menjadi daerah yang rawan karena adanya potensi penularan, sehingga itu yang harus diantisipasi dari sekarang,” kata Andi saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Malaria di Kaltim, Senin (4/7).
Andi menjelaskan, pengendalian malaria di Kaltim bukan hanya tugas Dinas Kesehatan (Dinkes). Ia menilai, diperlukan kolaborasi semua pihak agar percepatan eliminasi malaria berjalan maksimal.
“Ini bukan hanya masalah Dinkes atau kesehatan saja, tapi kolaborasi semua pihak untuk mengendalikan penyakit ini,” sambungnya.
Menurut Andi, peran perusahaan swasta juga diperlukan untuk mencegah penularan penyakit malaria, khususnya yang berada di daerah rentan penularan.
“Makanya kami hadirkan juga dari perusahaan yang banyak berinteraksi di sekitar wilayah yang masih terjadi atau daerah yang berpotensi tinggi malaria. Karena potensi masuknya mereka (karyawan swasta) dalam wilayah kerjanya itu sangat potensi penularan. Untuk itu kita harus lakukan pencegahan ini,” tuturnya.
Lebih lanjut Andi menyampaikan, malaria merupakan penyakit yang ada sejak lama dan menjadi masalah global.
“Oleh karena itu perhatian dunia juga sangat luar biasa membantu daerah yang masih mengalami penyakit ini. Ada pihak -pihak yang juga membantu untuk bisa menjaga, supaya semua wilayah nanti bisa tereliminasi dan ditekan penularannya dan tidak lagi terjadi penularan di Kaltim,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Rakor ini juga dihadiri Pelaksana Tugas Kepala Dinkes Kaltim, Setyo Budi Basuki.