PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola tambang emas Martabe di Kabupaten Tapanuli Selatan berhasil melepasliarkan dua Harimau Sumatera ke Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Provinsi Jambi. Kedua harimau tersebut sebelumnya diselamatkan dari indukan yang dirawat akibat konflik dengan manusia di alam liar.
Presiden Direktur PTAR, Muliady Sutio menyataan, dukungan PTAR melepasliarkan Harimau Sumatera merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam program konservasi lingkungan dan penjagaan keanekaragaman hayati.
“Kami terus berupaya memberikan manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk dalam hal konservasi lingkungan dan keanekaragaman hayati, pemberdayaan masyarakat, serta kesehatan dan keselamatan lingkungan. Konservasi Harimau Sumatera ini salah satunya,” kata Muliady dalam rilis yang diterima Alinea.id, Senin (13/6).
Pelepasan kedua harimau yang diberi nama Surya Manggala dan Citra Kartini berkoordinasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara. Dalam proses pelepasliaran harimau menggunakan helikopter yang difasilitasi PTAR untuk mempercepat pemindahan Surya Manggala dan Citra Kartini.
Surya Manggala dan Citra Kartini diterbangkan dari Bandara Depati Parbo, Sungai Penuh, Jambi, menuju Zona Inti TNKS di Kabupaten Kerinci, Jambi. Translokasi keduanya ke TNKS menggunakan helikopter dengan metode longline – kandang digantung sepanjang 60 meter di badan helikopter.
Upaya penyelamatan kedua harimau tersebut diapresiasi BBKSDA Sumatera Utara. Plt. Kepala BBKSDA Sumatera Utara, Irzal Azhar mengatakan, PTAR telah mendukung keberlangsungan hidup Surya Manggala dan Citra Kartini sejak berada di Sanctuary Harimau Sumatera Barumun hingga dilepaskan ke TNKS. Ia berharap dua harimau tersebut mampu bertahan hidup di habitat alaminya setelah dilepasliarkan.
"Selama Surya Manggala dan Citra Kartini berada di dalam Sanctuary Harimau Sumatera Barumun, BBKSDA Sumut mendapat dukungan dari Yayasan Persamuhan Bodhicitta Mandala Medan (YPBMM), TFCA Sumatera, PTAR dan pengamatan medis oleh dokter hewan," tuturnya.
Sekitar 3,5 tahun lamanya Surya Manggala dan Citra Kartini dirawat secara alami bersama induknya di Sanctuary Harimau Sumatera Barumun. Mereka adalah hasil breeding dari induk korban konflik satwa liar bernama penanda Gadis dan Monang.
Surya Manggala dan Citra Kartini dinyatakan sehat dan siap lepasliar ke habitat alaminya setelah menjalani serangkaian tahapan persiapan, mulai pengamatan perilaku harian, analisis perilaku, hingga pemeriksaan kesehatan.
TNKS dipilih sebagai lokasi pelepasliaran Surya Manggala dan Citra Kartini karena memiliki pakan cukup bagi harimau Sumatera dan dinilai sebagai habitat yang ideal. Lokasi zona inti kawasan TNKS pun jauh dari pemukiman masyarakat.
Taman nasional terbesar di Pulau Sumatera itu memiliki rangkaian tidak terputus tipe ekosistem hutan dataran rendah, pegunungan, hutan pinus tropis alami, hutan rawa gambut, rawa air tawar, dan juga danau. Di TNKS terdapat lebih dari 371 jenis burung, lebih dari 85 jenis mamalia, 7 jenis primata, 6 jenis amfibi, dan 10 jenis reptilia. Dua spesies kunci yang menjadi fokus pengelolaan adalah harimau Sumatera dan gajah Sumatera.
Sementara itu, Wakil Presiden Direktur PTAR, Ruli Tanio mengatakan, pihaknya selalu memperhatikan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dengan terus meminimalkan dampak operasional terhadap keanekaragaman hayati. Upaya yang dilakukan yakni rehabilitasi, reklamasi, dan penanaman kembali.
Sebelum membuka lahan, PTAR akan memastikan tidak ada flora dan fauna dilindungi yang terganggu dengan cara melakukan pemantauan dan survei yang komprehensif.
“Kami terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah, pihak berwenang, lembaga swadaya masyarakat, dan pemangku kepentingan lain di Sumatera Utara dan Tapanuli Selatan, khususnya di Batangtoru, untuk mengidentifikasi program konservasi terbaik. Dengan demikian, PTAR dapat secara maksimal membantu melestarikan hutan hujan tropis,” pungkasnya.
PTAR berkomitmen dalam mengelola lingkungan dan menjaga keanekaragaman hayati terbukti melalui sejumlah penghargaan. Pada Juni 2022, PTAR memperoleh penghargaan Terbaik (Significant Achievement) di ajang Indonesia Sustainable Business Award 2022 yang digagas Global Initiatives dan PwC Singapura dan Indonesia untuk kategori Land Use & Biodiversity. Penghargaan ini diberikan atas komitmen PTAR dalam rehabilitasi dan pemulihan ekosistem hutan secara berkelanjutan.
Selain itu, PTAR meraih penghargaan dari Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (DJKSDAE) Kementerian LHK pada akhir 2021 atas partisipasi PTAR dalam merawat dan melepasliarkan harimau Sumatera Sri Nabila ke Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh.