Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengkubuwono X, meminta polisi tanpa ragu menindak pelaku klitih yang mengganggu keamanan masyarakat di wilayahnya. Sri Sultan mendukung polisi mengambil langkah hukum yang tegas dan konsisten agar membuat pelaku jera.
Sebelumnya, viral di media sosial aksi kekerasan jalanan klitih di Kota Yogyakarta melukai 2 pengendara motor pada Jumat (24/3) dini hari. Pelaku sebanyak 15 orang berhasil ditangkap dengan mayoritas masih remaja.
“(Saya) meminta kepolisian bisa bekerja sama untuk mengambil tindakan hukum dan dilakukan secara konsisten (menindak klitih),” kata Sri Sultan, dilansir dari jogjaprov.go.id, Senin (27/3).
Sri Sultan juga meminta para orang tua pelaku agar diberi peringatan. Pasalnya, keluarga masih memiliki peran penting mencegah agar anak tidak terjerumus pada tindak kejahatan.
“Lha wong nyatanya di sel (hukuman penjara) juga tetap terjadi (kekerasan). Sekarang, bagaimana keluarga itu bisa membangun konsolidasi sendiri. Kalau kebebasan itu dilepas, (anak) pergi tidak pernah pulang, ya susah,” pesannya.
Menurut Sri Sultan, yang penting dalam persoalan kekerasan jalanan ini ialah bagaimana orang tua punya kemauan membangun berdialog dengani anak. Orang tua juga perlu lebih memperhatikan keberadaan anak di rumah.
“Dalam arti, ya di malam hari orang tua mau bangun untuk lihat tempat tidur anaknya, apakah ditempati atau tidak. Asal orang tua mau begitu, mau membangun dialog yang baik. Saya kira hal seperti itu manusiawi dan harus bisa dilakukan,” katanya.
Terkait wacana pemberlakuan jam malam, Sri Sultan berpendapat hal tersebut tidak perlu dilakukan, karena nantinya justru bisa menimbulkan pro dan kontra di publik.
Sementara itu, Kapolda DIY, Irjen Polisi Suwondo menjelaskan, selama bulan Ramadan Polda DIY telah mengamankan 20 orang yang terkait dengan aksi kekerasan jalanan klitih. Suwondo juga meminta agar pencegahan ini dilakukan oleh semua pihak.
“Anak-anak ini perlu dibina sehingga bisa keluar dari kelompok-kelompok ini dan tidak terlibat kejahatan," pintanya.