Presiden Hassan Rouhani memperingatkan Amerika Serikat (AS) bahwa perang dengan Iran akan menjadi "ibu dari semua perang."
"AS harus memahami kalau perang dengan Iran adalah ibu dari segala perang dan perdamaian dengan Iran adalah ibu dari semua perdamaian," ungkap Rouhani saat memberikan pemaparan di depan para diplomat di Teheran pada Minggu (22/7) dilansir kantor berita IRNA.
Presiden Iran juga mengirimkan pesan kepada Donald Trump, "agar tidak bermain dengan ekor singa, karena nanti Anda akan menyesal selamanya."
"Anda tidak dalam posisi untuk menghasut keamanan dan kepentingan bangsa Iran," papar Rouhani.
Komentar itu diungkapkan beberapa bulan setelah pemerintah Trump menyatakan keluar dari kesepakatan nuklir Iran yang diteken pada era Presiden Barack Obama. Trump juga akan memberlakukan sanksi kembali ke Teheran pada 4 November mendatang di mana 50 perusahaan internasional akan meninggalkan Iran.
Kesepakatan nuklir pada 2015 antara Iran, AS dan kekuatan dunia lainnya, setuju memperlonggar sanksi terhadap Teheran di mana negara itu membalasnya dengan membatasi program nuklirnya. Berbeda pendapat dengan aliansinya di Eropa, Trump mengungkapkan kesepakatan itu sebagai bencana dan memutuskan untuk meninggalkan pakta tersebut.
Menjawab ancaman Rouhani, Presiden Trump membalas ancaman tersebut. "Iran akan menderita seperti tercatat dalam sejarah jika mereka mengancam AS," ujar Trump dilansir BBC pada Senin (23/7).
Tudingan lebih parah terhadap Iran pun dilontarkan oleh Menteri Luar Negeri Mike Pompeo. Dia mengungkapkan, Negara Para Mullah itu dijalankan oleh sesuatu yang lebih menyerupai mafia dibanding pemerintah. "Saya akan berusaha menghentikan negara-negara yang mengimpor minyak Iran pada November untuk terus menekan Teheran," tegasnya.
Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan Iran akan memblok ekspor minyak negara-negara Teluk jika ekspor Teheran dihalangi.
Banyak pejabat Iran juga pernah mengancam akan memblokade Selat Hormuz sebagai pembalasan atas tindakan AS. Komandan Pasukan Garda Nasional mendukung langkah ini. "Selat Hormouz harus aman dari hal semua atau tidak aman bagi semuanya," ujar Komandan Garda Nasional Jenderal Kioumars Heydari, dilansir kantor berita Tasnim.
Kemudian, pejabat militer Iran lainnya memperingatkan kalau pemerintahan Trump mungkin bersiap menginvasi Iran. "Tingkat laku musuh tidak bisa diprediksi," ujar kepala staf militer Iran Jenderal Mohammad Baqeri.