close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi / Pixabay
icon caption
Ilustrasi / Pixabay
Dunia
Rabu, 05 September 2018 19:53

Rusia: Serangan ke Idlib murni menargetkan teroris

Dubes Vorobieva menegaskan bahwa serangan Rusia ke Idlib sejatinya untuk menargetkan teroris, bukan mendukung rezim Assad.
swipe

Serangan udara Rusia ke provinsi idlib, Suriah, pada Selasa (4/9) diakui bukan untuk mendukung kepemimpinan Presiden Bashar al-Assad melainkan menargetkan teroris di wilayah itu.

"Posisi kami di Suriah bukan tentang mendukung Presiden Assad, melainkan untuk melenyapkan teroris di negara ini," ujar Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva dalam konferensi pers reguler di Wisma Dubes Rusia, Jakarta, Rabu (5/9).

Selain itu, Dubes Vorobieva menerangkan bahwa tujuan utama dari keterlibatan Rusia di Suriah sendiri ialah memulihkan kondisi ekonomi dan politik di negara itu.

"Keterlibatan jangka panjang ini untuk memastikan Suriah mampu menjadi negara aman dan nyaman untuk ditinggali sekaligus memulihkan kondisi ekonomi politik negaranya agar kemudian para pengungsi dapat kembali negaranya," paparnya.

Dia mengaku heran dengan tuduhan Amerika Serikat yang menyebutkan keberadaan Rusia di Suriah untuk mendukung rezim Assad. 

"Kami berusaha untuk meredam konflik di sana dan memastikan warganya dapat hidup normal, tapi kenapa mereka (AS) tidak tertarik untuk mengusir teroris dari Suriah," ungkapnya.

Vorobieva mengimbau agar masyarakat internasional dapat lebih terbuka dalam menilai putusan Rusia tersebut.

"Saya harap Anda dapat melihat posisi kami lebih luas lagi. Lihatlah pada kepentingan Suriah secara menyeluruh bukan hanya kepentingan presidennya," pungkasnya.

Dilansir dari BBC, pesawat-pesawat temput Rusia telah menjatuhkan bom ke Idlib, yang dikuasai kelompok pemberontak.

Merespons hal tersebut, Presiden AS Donald Trump mendesak Rusia menghentikannya.

"Rusia dan Iran justru hanya akan membuat krisis kemanusiaan membesar di Suriah," ujar Trump.

PBB telah memperingatkan bahwa serangan ke Idlib yang dihuni 2,9 juta orang berpotensi menciptakan keadaan darurat kemanusiaan dalam skala tak terkira. Jumlah warga Idlib yang membutuhkan bantuan saat ini sudah cukup tinggi dan dinilai akan melonjak tajam. Sekitar 800 ribu orang diperkirakan dapat mengungsi bila serangan besar-besaran terjadi di sana. 

img
Soraya Novika
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan