close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Warga melihat area yang rusak akibat gempa bumi di Sapporo di pulau Hokkaido, Jepang, Jepang. Foto ini diambil pada 6 September 2018.
icon caption
Warga melihat area yang rusak akibat gempa bumi di Sapporo di pulau Hokkaido, Jepang, Jepang. Foto ini diambil pada 6 September 2018.
Dunia
Kamis, 06 September 2018 10:47

Gempa 6,7 SR guncang Jepang, satu orang tewas dan 32 lainnya hilang

Badan Meteorologi Jepang menerangkan bahwa gempa terjadi pada pukul 03.08 waktu setempat, dan tidak menimbulkan risiko tsunami.
swipe

Setidaknya satu orang tewas dan 32 lainnya hilang, setelah gempa melumpuhkan pulau Hokkaido pada Kamis (6/9). Lindu memicu tanah longsor dan membuat 5,3 juta penduduk di sana menderita listrik padam.

Badan Meteorologi Jepang menerangkan bahwa gempa terjadi pada pukul 03.08 waktu setempat, dan tidak menimbulkan risiko tsunami. Menurut Survei Geologi Amerika Serikat, pusat gempa berada di sekitar 68 km tenggara Sapporo, kota utama di Hokkaido.

Lembaga penyiaran publik NHK melaporkan kematian pertama yang dikonfirmasi dan mengatakan 120 orang terluka pasca-gempa berkekuatan 6,7 SR mengguncang wilayah itu. Korban hilang sebelumnya berjumlah 19 jiwa.

Perdana Menteri Shinzo Abe yang tiba di kantornya sebelum pukul 06.00 waktu setempat mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintahnya telah mendirikan pusat komando untuk mengoordinasikan bantuan dan penyelamatan. Abe menegaskan, menyelamatkan nyawa adalah prioritas utama pemerintahnya.

Badan Meteorologi Jepang menuturkan bahwa telah terjadi sejumlah gempa susulan dengan skala yang lebih kecil. Pejabat badan tersebut, Toshiyuki Matsumori, memperingatkan warga untuk mengambil tindakan pencegahan potensi gempa susulan besar dalam beberapa hari mendatang.

Seluruh pulau itu tidak memiliki listrik setelah Hokkaido Electric Power Co (9509.T) mengumumkan pihaknya melakukan penutupan darurat semua pembangkit listrik berbahan bakar fosil usai gempa terjadi. Tidak dijelaskan kapan listrik akan dikembalikan difungsikan.

Menteri Perdagangan Hiroshige Seko dilaporkan telah meminta agar pembangkit listrik Tomato-Atsuma untuk kembali dioperasikan dalam beberapa jam ke depan.

Gempa juga menyebabkan seluruh aktivitas kereta di pulau itu dihentikan.

Reruntuhan atap dan air terdapat di lantai di bandara utama Hokkaido, New Chitose, yang akan ditutup sepanjang Kamis. New Chitose merupakan gerbang wisata utama ke pulau itu, yang terkenal dengan gunung, danau dan lahan pertanian serta makanan laut yang berlimpah. 

Menurut kantor berita Kyodo, lebih dari 200 penerbangan dan 40.000 penumpang akan terdampak akibat penutupan bandara tersebut.

Penutupan itu terjadi hanya beberapa hari setelah Bandara Kansai, pusat penting bagi perusahaan yang mengekspor semikonduktor dekat Osaka, di Jepang barat, ditutup setelah dihantam oleh topan Jebi. PM Abe mengatakan para pejabat berharap untuk membuka kembali Bandara Kansai untuk penerbangan domestik pada hari Jumat.

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Tomari, yang telah ditutup sejak gempa bumi dan tsunami 2011, mengalami pemadaman listrik akibat gempa. Namun tetap mendinginkan batang-batang bahan bakarnya secara aman dengan tenaga darurat, jelas Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga. 

Menurut Suga, operator Hokkaido Electric telah melaporkan tidak ada penyimpangan radiasi di pabrik.

Pertanian dan pariwisata adalah dua penggerak ekonomi terbesar di pulau itu, tetapi ada pula beberapa industri lainnya. 

Jepang terletak di busur "Cincin Api" gunung berapi dan parit samudera yang sebagian mengelilingi Cekungan Pasifik dan menyumbang sekitar 20% gempa bumi dunia berkekuatan 6 SR atau lebih besar.

Gempa berkekuatan 9,0 SR, paling kuat yang pernah tercatat di Jepang, melanda negara itu pada 11 Maret 2011, tepatnya di lepas pantai kota Sendai. Lindu memicu tsunami di sepanjang pantai Pasifik dan menewaskan hampir 20.000 orang.

Tsunami juga merusak PLTN Fukushima Daiichi, yang menyebabkan serangkaian ledakan dan kehancuran dalam bencana nuklir terburuk dunia selama 25 tahun.

 

 

Sumber: Reuters

img
Khairisa Ferida
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan