Pada Kamis (20/9), di puncak Gunung Paektu, yang merupakan salah satu situs budaya dan geologi terpenting Korea, Kim Jong-un dan Moon Jae-in bergenggam tangan. Wajah mereka semringah. Momen tersebut menjadi penutup manis KTT Korea Utara-Korea Selatan yang berlangsung selama tiga hari.
Bagi Presiden Moon, berkesempatan mengunjungi Gunung Paektu adalah mimpi yang jadi nyata.
"Saya penasaran apakah saya punya kesempatan, tapi hari ini harapan saya jadi kenyataan," ujar presiden ke-19 Korea Selatan tersebut.
Perjalanan Moon ke Paektu sarat simbol, mengingat dia merupakan presiden Korea Selatan pertama yang mengunjungi gunung tersebut.
Mencapai puncak Paektu, telah lama menjadi ritus bagi warga Korea, namun akses ke gunung yang terletak di sisi Korea Utara telah lama tertutup bagi masyarakat Korea Selatan.
Presiden Moon mengatakan, dia telah memutuskan untuk tidak mendaki Paektu dari sisi China dengan harapan suatu hari dia dapat melakukannya dari sisi Korea. Dan hari ini, Kim Jong-un membantu mewujudkan mimpinya.
"Kami datang dengan kelompok kecil hari ini, namun dalam waktu dekat, kami harap banyak warga Korea Selatan dan ekspatriat dapat berkunjung ke sini," kata Kim Jong-un.
Paektu, gunung berapi yang masih aktif dan titik tertinggi di Semenanjung Korea, dianggap sakral bagi banyak orang Korea. Menurut legenda Korea, gunung itu adalah tempat kelahiran Dangun, sang pendiri kerajaan Korea pertama.
Gunung Paektu adalah bagian propaganda penting bagi Korea Utara. Dinasti Kim telah menyerap mitologi Paektu ke dalam pengetahuan dan pemujaan keluarga mereka, menggambarkan diri mereka sebagai garis keturunan raja legendaris kuno Semenanjung Korea.
Kim Jong-un sempat berseloroh bahwa jika delegasi Korea Selatan ingin berfoto bersama, dia bersedia memotret untuk mereka.
Moon tidak hanya menginjakkan kaki di puncak Paektu, namun juga mengunjungi Danau Surga, yang digambarkan berwarna biru langit, di kawasan gunung tersebut. Dalam kesempatan itu, dia menyempatkan diri mengisi sebuah botol dengan air danau.
"Sebuah sejarah baru dapat muncul dari danau ini. Kita harus merendam sejarah dan membiarkannya terus mengalir sehingga tidak akan mengering," kata Kim Jong-un menurut laporan perjalanan yang diberikan kepada awak media.
Agenda utama dalam KTT ketiga Korea Utara-Korea Selatan ini sebenarnya ada pada hari Rabu (19/9), di mana mereka menandatangani deklarasi bersama yang memuat sejumlah komitmen. Salah satunya, Korea Utara bersedia menutup fasilitas nuklir Yongbyon dan uji coba mesin rudal Dongchang-ri dengan verifikasi para ahli, dengan catatan, Washington mengambil tindakan resiprokal.
Korea Utara dan Korea Selatan pun setuju untuk sepenuhnya menghentikan seluruh tindakan permusuhan satu sama lain di setiap wilayah, mencakup tanah, udara, dan laut. Selain itu, Pyongyang dan Seoul berjanji untuk menghentikan latihan militer yang ditujukan bagi satu sama lain di sepanjang Garis Demarkasi Militer, yang membagi kedua negara, dan menghapus 11 pos penjaga di zona demiliterisasi pada akhir tahun.
Kedua pemimpin juga menyepakati sejumlah pengumuman non-militer, termasuk rencana untuk bersama-sama mengajukan diri sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2023, membuka jalur kereta api dan jalan yang menghubungkan kedua negara tahun depan, serta menormalkan operasional Kompleks Industri Kaesong dan proyek pariwisata Kumgang segera setelah kondisi memungkinkan.
Moon dan Kim Jong-un mengakhiri hari dengan menyaksikan Arirang Mass Games, tontonan propaganda khas Korea Utara yang melibatkan lebih dari 100.000 penampil. (CNN)