Tanggal pernikahan Putri Ayako (28) dari Kekaisaran Jepang dengan seorang rakyat biasa, Kei Moriya (32), secara resmi ditetapkan pada 29 Oktober 2018. Penentuan tersebut disepakati dalam sebuah upacara adat yang diselenggarakan pada Rabu (19/9).
Ayako adalah anak bungsu dari Pangeran Norihito dan Putri Hisako yang merupakan sepupu Kaisar Akihito. Pasangan suami istri ini bergelar Pangeran dan Putri Takamado.
Melalui ritus Kokki no Gi yang digelar di kediaman Takamado di Tokyo, kerabat Kei yang bertindak sebagai utusan keluarga mengumumkan tanggal pernikahan kepada Putri Ayako di hadapan Putri Hisako.
"Saya menerimanya," ucap Putri Ayako kepada Tatsuya Kondo (76) seperti diungkap Badan Rumah Tangga Kekaisaran.
Pernikahan antara Ayako dan Kei akan berlangsung di kuil Meiji di Tokyo dan akan dihadiri oleh anggota keluarga kekaisaran, termasuk Putri Hisako dan Putri Tsuguko, saudara perempuan tertua calon pengantin wanita.
Sehari setelah pernikahan, sebuah pesta yang akan dihadiri oleh Putra Mahkota Naruhito dan Putri Masako akan digelar di Hotel New Otani di Tokyo.
Pasangan berbahagia Ayako dan Kei tidak berencana untuk pergi bulan madu. Tidak diungkap alasannya.
Setelah menikah, Putri Ayako akan meninggalkan keluarga kekaisaran. Itu merupakan konsekuensi yang harus diterimanya karena menikahi seorang jelata.
Hukum Rumah Kekaisaran menetapkan bahwa wanita kehilangan status kebangsawanan mereka setelah menikahi orang biasa.
Aturan kontroversial tersebut tidak berlaku bagi bangsawan pria yang menikahi perempuan biasa. Kaisar Akihito dan dua putranya diketahui menikah dengan rakyat jelata.
Di antara upacara lain menjelang pernikahan mereka adalah Kashikodokoro Koreiden Shinden ni Essuru no Gi, di mana Putri Ayako akan memberikan penghormatan di tiga tempat suci di istana untuk terakhir kalinya sebagai anggota keluarga kekaisaran. Selain itu, ada pula Choken no Gi, di mana Putri Ayako akan mengungkapkan penghormatannya kepada kaisar dan permaisuri. (South China Morning Post)