close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat berpidato di Sidang Umum PBB ke-73 pada Selasa (25/9). IG/realdonaldtrump
icon caption
Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat berpidato di Sidang Umum PBB ke-73 pada Selasa (25/9). IG/realdonaldtrump
Dunia
Rabu, 26 September 2018 11:41

Pidato Donald Trump di Sidang Umum PBB ke-73 mengundang tawa

Retorika Trump selama 34 menit dinilai menggemakan kembali pidatonya saat debutnya di Sidang Umum PBB tahun lalu.
swipe

Pidato kedua Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Sidang Umum ke-73 PBB di New York pada Selasa (25/9) mengundang gelak dari para hadirin. Sosok kontroversial itu mendesak negara-negara lain untuk menolak globalisme, melawan multilateralisme, merangkul patriotisme, menyoroti apa yang diklaimnya sebagai prestasi pemerintahannya, serta menyerang rezim Suriah dan Iran.

Trump mengawali pidatonya dengan mengatakan, "Satu tahun lalu, saya berdiri di hadapan Anda untuk pertama kalinya di aula besar ini. Saya bicara tentang ancaman yang dihadapi dunia kita, dan saya mempresentasikan visi untuk mencapai masa depan yang lebih cerah bagi seluruh umat manusia. Hari ini, saya berdiri di hadapan Majelis Umum PBB untuk berbagi kemajuan luar biasa yang telah kami kerjakan."

"Dalam waktu kurang dari dua tahun, pemerintahan saya telah mencapai lebih dari yang nyaris dicapai pemerintahan-pemerintahan negara kami," pernyataan Trump ini seketika membuat para hadirin spontan tertawa.

Trump yang raut mukanya menunjukkan sedikit kaget dengan reaksi audiensi merespons dengan mengatakan, "Saya tidak mengharapkan reaksi seperti itu, tapi tidak apa-apa."

Kemudian, Trump menyatakan bahwa ekonomi AS sedang booming, tidak seperti sebelumnya. "Sejak saya terpilih, kamu telah meningkatkan kekayaan senilai US$10 triliun. Pasar saham tertinggi sepanjang sejarah, dan klaim pengangguran berada pada titik terendah dalam 50 tahun."

"AS lebih kuat, lebih aman, dan lebih kaya dibanding saat saya menjabat kurang dari dua tahun lalu," tutur Trump.

Di panggung PBB, Trump menjelaskan ketidaksukaan mendalamnya terhadap lembaga multilateral, dia menggambarkannya sebagai ancaman yang melekat pada kedaulatan AS.

"Amerika diatur oleh orang Amerika," tegas Trump. "Kami menolak ideologi globalisme dan kami merangkul doktrin patriotisme."

Pidato Trump yang berlangsung selama 34 menit itu dinilai menggemakan kembali pidatonya saat debutnya di Sidang Umum PBB tahun lalu.

Yang kontras dari kedua pidato tersebut adalah daftar teman dan musuh. Yang paling menonjol, Trump memasukkan Kim Jong-un dalam daftar teman setelah satu tahun sebelumnya, di panggung yang sama, dia melontarkan ancaman akan menghancurkan Korea Utara.

Kepada Kim Jong-un, Trump berterima kasih atas keberaniannya dan langkah-langkah yang telah diambilnya.

Trump mempresentasikan pertemuannya dengan Kim Jong-un pada Juni lalu di Singapura sebagai terobosan dramatis. Dia mengatakan, kini rudal dan roket tidak lagi terbang ke segala arah, uji coba nuklir telah dihentikan, tahanan AS dibebaskan, dan sisa-sisa jasad tentara AS yang gugur dalam Perang Korea telah dipulangkan.

Retorika keras terhadap Iran

Selain klaim keberhasilan pemerintahannya, retorika Trump menargetkan Iran.

Trump mengatakan, "Setiap solusi untuk krisis kemanusiaan di Suriah juga harus mencakup strategi untuk mengatasi rezim brutal yang telah memicu dan membiayainya: kediktatoran yang korup di Iran."

"Para pemimpin Iran menabur kekacauan, kematian, dan kehancuran. Mereka tidak menghormati tetangga atau perbatasan, atau hak berdaulat bangsa lain. Sebaliknya, para pemimpin Iran menjarah sumber daya negara untuk memperkaya diri mereka sendiri dan menyebarkan kekacauan di Timur Tengah dan ... Negara-negara tetangga Iran telah menjadi korban atas agenda agresi dan ekspansi. Itulah kenapa begitu banyak negara di Timur Tengah yang sangat mendukung keputusan saya untuk menarik AS dari Kesepakatan Nuklir Iran 2015 yang mengerikan dan memberlakukan kembali sanksi nuklir.

"AS telah meluncurkan kampanye tekanan ekonomi demi mencegah rezim Iran menggunakan uang untuk agenda berdarah mereka. Bulan lalu, kami mulai memberlakukan kembali sanksi yang telah dicabut berdasarkan nuklir Iran. Sanksi tambahan akan dilanjutkan pada 5 November, dan akan ada lebih banyak lagi yang menyusul. Kami bekerja sama dengan negara-negara mengimpor minyak mentah Iran untuk memotong pembelian mereka secara substansial," ungkap Trump.

Di pengujung topik Iran, Trump mengajak seluruh negara untuk mengisolasi rezim Iran selama agresi masih berlanjut.

Presiden Iran Hassan Rouhani yang juga hadir dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-73, tidak berada di aula yang sama untuk mendengar pidato Trump. Demikian pula dengan diplomat atau pejabat Iran.

Anehnya, Trump tidak menyinggung Rusia ketika bicara soal perang Suriah. Padahal rezim Vladimir Putin telah memberikan dukungan udara bagi pemerintahan Bashar al-Assad, membantunya bertahan dan memenangkan pertempuran.

Putin dan delegasi Rusia absen saat pidato Trump.

Organisasi produsen minyak OPEC juga menjadi target pidato Trump. "OPEC dan negara-negara anggotanya, seperti biasa, mencabik-cabik dunia, dan saya tidak menyukainya ... Kami membela negara-negara ini dengan tidak mendapat apa-apa, lalu kemudian mereka memanfaatkan kami dengan memberi kami harga minyak yang tinggi. Tidak baik."

"Kami ingin mereka berhenti menaikkan harga, kami ingin mereka mulai menurunkan harga, dan mereka harus berkontribusi secara substansial bagi perlindungan militer mulai dari sekarang," kata Trump soal OPEC.

Di lain sisi, Trump tetap memuji anggota OPEC yang merupakan sekutu AS, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar. Karena mereka menjanjikan miliaran dolar untuk membantu rakyat Suriah dan Yaman. 

Meski demikian, Trump sama sekali tidak menyinggung peran pasukan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dalam konflik Yaman, di mana mereka dituduh melakukan kejahatan perang. Mereka juga dituduh menghambat upaya penyelesaian damai. 

Sebaliknya, Trump mengklaim bahwa sekutu Teluknya mengejar banyak jalan untuk mengakhiri perang saudara yang mengerikan di Yaman.

Tema utama dari pidato Trump adalah patriotisme. Dia mendesak seluruh negara untuk fokus pada kepentingan nasional mereka sendiri.

Nada dan tema pidato Trump bertentangan dengan para pemimpin dunia yang mendahuluinya di podium yang sama. Sekjen PBB Antonio Guterres, mengatakan bahwa prinsip-prinsip demokratis dikepung.

"Dunia lebih terhubung, namun masyarakat semakin terfragmentasi. Tantangan tumbuh ke luar, sementara banyak orang beralih ke dalam. Multilateralisme sedang terbakar tepat ketika kita sangat membutuhkannya," ucap Guterres dalam pidatonya.

Presiden Perancis Emmanuel Macron mengokohkan perannya sebagai anti-Trump di panggung dunia. Macron mencela penyebaran pelanggaran hukum global, di mana setiap orang mengejar kepentingan mereka sendiri. (The Guardian dan Vox)

img
Khairisa Ferida
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan