Miliarder Tanzania yang disebut-sebut sebagai orang kaya termuda di Afrika, Mohammed Dewji (43), telah kembali ke rumahnya dalam kondisi selamat tanpa cedera setelah sempat diculik pada awal bulan ini.
Dewji mengepalai Grup MeTL yang beroperasi di sekitar 10 negara dengan bisnis yang bergerak pada sektor pertanian hingga asuransi, transportasi, logistik, dan industri makanan.
"Saya bersyukur kepada Allah bahwa saya telah kembali ke rumah dengan selamat dan sehat," ujar Dewji dalam konferensi pers pada hari Sabtu di Dar es Salaam di mana dia diculik pada Kamis 11 Oktober saat memasuki pusat kebugaran di sebuah hotel.
Dewji juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Tanzania, termasuk polisi yang mengupayakan kepulangannya.
"Saya berterima kasih kepada seluruh masyarakat Tanzania dan dunia atas doa-doa mereka," imbuhnya.
Simon Sirro, kepala polisi nasional, mengatakan bahwa pengusaha itu telah memberikan sejumlah informasi terkait dengan penculikan dirinya.
"Mohammed Dewji mengatakan kepada kami bahwa para penculik menginginkan uang, namun mereka sangat takut, meski mereka bersenjata. Dia bertanya kepada mereka beberapa kali soal berapa banyak uang yang mereka inginkan, namun para tersangka tidak memberikan angka," jelas Sirro.
"Kami sekarang tahu jaringan mereka, kami tahu di negara mana rencana itu telah dibuat," tambahnya tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Penculik asing
Dewji telah mengindikasikan bahwa para penculiknya berbicara dengan bahasa Afrika Selatan. Itu membenarkan kecurigaan bahwa para penculik adalah orang asing, kata Lazaro Mambosasa, kepala polisi Dar es Salam.
Keluarga Dewji menawarkan hadiah US$440.000 bagi informasi yang akan membantu polisi menemukannya.
Dewji adalah orang terkaya di Tanzania. Hartanya ditaksir bernilai US$1,5 miliar. Dia pernah menjabat sebagai anggota parlemen dari 2005 hingga 2015.
Pada 2013, Dewji menjadi orang Tanzania pertama yang ditampilkan di sampul majalah Forbes. Dua tahun kemudian dia dinobatkan sebagai Person of the Year oleh Forbes Africa.
Menurut Forbes, pada 2016, Dewji telah menandatangani kesepakatan untuk menyumbangkan setidaknya setengah dari kekayaannya untuk tujuan filantropi. (Al Jazeera)