Habitat harimau di Malaysia semakin terancam menyusul kian tingginya permintaan China atas durian.
Hutan di kawasan Raub belakangan tengah menjadi destinasi populer bagi wisatawan China dan Singapura terutama untuk wisata kuliner durian.
Pohon-pohon hutan tersebut ditebang dan dibakar untuk dijadikan perkebunan durian jenis 'Musang King' yang paling digemari turis-turis tersebut.
Padahal, kawasan itu merupakan habitat bagi harimau Malaya yang sudah terancam punah dengan hanya tersisa kurang dari 300 ekor di dunia.
Komunitas-komunitas pecinta lingkungan mengatakan bahwa merusak habitat harimau tentu berdampak pada keberlangsungan hidup hewan tersebut.
Siti Zuraidah Abidin, aktivis WWF Malaysia menjelaskan bahwa daerah Hulu Sempan, yang akan dibuka sebagai lahan baru bagi perkebunan durian, berada tak jauh dari kawasan lindung tempat harimau biasa tinggal.
"Pembukaan lahan baru di Hulu Sempan dapat menyebabkan fragmentasi hutan secara lebih luas, yang pada gilirannya dapat memengaruhi pergerakan satwa liar," ujar Siti Zuraidah.
Diperkirakan 1.213 hektar lahan di Hulu Sempan pada akhirnya akan ditebang untuk perkebunan durian oleh Perbadanan Setiausaha Kerajaan, sebuah badan usaha milik negara.
"Proyek di kawasan tersebut tidak memerlukan izin dari Kementerian Kehutanan," ungkap Kementerian Kehutanan Pahang.
Tidak hanya wisata kebun durian yang marak, namun meningkatnya pesanan ekspor durian dari China turut mendorong harga buah menyengat ini semakin meroket dan memicu pembukaan kebun-kebun durian dalam skala besar di Malaysia dalam beberapa tahun terakhir.
Sejumlah kalangan memprediksi bahwa penjualan durian akhirnya dapat menggantikan minyak sawit sebagai ekspor terbesar Malaysia. Namun, seperti halnya kelapa sawit yang telah merusak habitat satwa liar seperti orangutan, para aktivis lingkungan mengkhawatirkan nasib serupa dapat merusak populasi harimau bila pembukaan kebun durian semakin masif.
Durian merupakan pasar yang menggiurkan. Nilai yang dihasilkan dari ekspor durian segar Malaysia ke China telah meningkat rata-rata 26% per tahun selama dekade terakhir. Pada 2016, nilainya mencapai US$1,1 miliar atau hampir Rp17 triliun.
Eksportir durian terbesar dunia saat ini adalah Thailand. Setiap tahun Negeri Gajah Putih itu mengekspor 402.661 metrik ton durian senilai US$495 juta, di mana 303.430 metrik ton diekspor ke China.
Bau durian yang sangat menyengat membuat buah ini dilarang dibawa dalam MRT Singapura. (South China Morning Post)