Sejumlah delegasi Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) melakukan field visit atau kunjungan lapangan ke Indonesia. Kedatangan mereka merupakan bagian dari program FAO untuk melihat sejauh mana perkembangan dan pelaksanaan proyek-proyek yang dilakukan di berbagai negara.
Menurut Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir, dana sebesar US$351 juta telah dikucurkan oleh FAO untuk sejumlah proyek di Indonesia pada periode 2016-2020.
Dalam kunjungan lapangan ini, para delegasi FAO yang berasal dari Nigeria, Thailand, dan Chile akan diajak berkeliling ke tiga tempat selain Jakarta, yakni Solo, Yogyakarta, dan Bali.
"Nanti kita melihat proyek-proyek yang diselenggarakan oleh FAO di sini," jelas Wamenlu Fachir di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Rabu (31/10).
Dalam kunjungan lapangan ini, Wamenlu meminta agar proyek di Indonesia dijadikan model bagi proyek-proyek FAO yang ada di negara lain. Keberhasilan proyek di dalam negeri dapat dijadikan contoh, bahkan Wamenlu ingin agar Indonesia ikut berkontribusi membagi ilmu dan pengalaman dengan memberikan pelatihan.
Contohnya, dalam bidang pengairan atau irigasi, Wamenlu mengatakan pemerintah sudah pernah mengundang perwakilan dari beberapa negara Afrika untuk datang secara langsung dan mempelajari sistem pengairan sawah Subak di Bali.
"Itu kan bagian dari local wisdom kita yang bisa kita share dengan negara-negara lain," lanjut Fachir.
Menambah hal itu, Representatif FAO untuk Indonesia Stephen Rudgard mengatakan, kunjungan ini dapat dijadikan kesempatan untuk melihat secara langsung dan mendapatkan respons bagi kinerja FAO bersama Indonesia selama ini.
"Para perwakilan negara dapat memberi umpan balik atas apa yang perlu ditingkatkan dari kerja FAO dalam membantu pemerintah Indonesia untuk mencapai tujuannya," jelas Rudgard dalam kesempatan yang sama.