close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi / Pixabay
icon caption
Ilustrasi / Pixabay
Dunia
Jumat, 05 Oktober 2018 17:13

Penelitian: Sejak 2011, lebih dari 250 orang tewas saat selfie

Selfie atau swafoto jika dilakukan pada saat dan tempat yang tidak tepat dapat berujung pada kematian.
swipe

Fenomena swafoto atau yang biasa dikenal 'selfie' kini menjadi hal lazim yang dijumpai sehari-hari. Menyenangkan memang bila bisa mendokumentasikan perjalanan maupun gaya hidup dengan sempurna. 

Namun, berswafoto di tempat maupun kondisi yang kiranya bisa mengancam diri tentu membuat kita berpikir dua kali untuk melakukannya.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam 'Journal of Family Medicine and Primary Care', sekitar 259 orang di seluruh dunia tewas saat tengah melakukan swafoto. 

Penelitian tersebut diambil dari berbagai laporan berita terkait kematian akibat swafoto sejak Oktober 2011 hingga November 2017.

Sebagian besar kematian akibat swafoto terjadi di India, Rusia, Amerika Serikat, dan Pakistan. India menyumbang lebih dari separuh total angka kematian tersebut, yaitu mencapai 159 orang. 

Meskipun wanita terkesan lebih banyak melakukan swafoto, faktanya, kebanyakan korban justru adalah laki-laki. Jumlah korban laki-laki dalam kasus ini mencapai hingga 72% dari seluruh jumlah korban. Rata-rata berusia di bawah 30 tahun. 

Para peneliti menemukan bahwa pria lebih cenderung memilih swafoto yang berisiko, seperti berdiri di tepi jurang. Itu dilakukan demi sebuah hasil foto yang dramatis.

Penyebab kasus kematian swafoto

Tenggelam adalah penyebab utama terbesar terhadap kasus kematian saat swafoto. Biasanya, melibatkan kecelakaan hanyut terbawa ombak di pantai atau jatuh dari perahu.

Penyebab utama kedua yaitu kecelakaan transportasi. Misalnya, ketika seseorang mencoba mengambil foto dirinya di depan kereta yang sedang melaju. Ketiga yaitu yang melibatkan kasus kebakaran dan jatuh dari tempat tinggi.

Penyebab lainnya adalah diterkam binatang buas.

AS memimpin dalam jumlah kematian swafoto yang melibatkan senjata api. Kebanyakan dari korban tewas akibat secara tidak sengaja menembak diri sendiri saat berpose dengan senjata api.

Penelitian yang sama menyebutkan bahwa banyak kasus kematian akibat swafoto yang masih tidak dilaporkan. Sebagai contoh, ketika seseorang selfie saat mengemudi dan kemudian tewas dalam kecelakaan mobil. Kasus ini paling sering dilaporkan sebagai kasus kecelakaan lalu lintas ketimbang kematian akibat kelalaian swafoto. 

Kematian swafoto senantiasa meningkat. Pada 2011, hanya ada tiga kasus kematian swafoto. Namun kemudian pada 2016, jumlah ini melesat hingga 98 korban.

"Para pemuda dan turis sering menguji adrenalinnya hanya untuk mendapat 'Like/Love' dan komentar di media sosialnya. Swafoto memang tidak berbahaya, tetapi perilaku manusia yang disertai narsis berlebihan itu yang berbahaya. Setiap individu perlu dididik mengenai perilaku berisiko tertentu dan tempat berisiko di mana swafoto tidak diperbolehkan," tulis penelitian itu.

Zona dilarang selfie

Peneliti laporan itu menunjukkan bahwa zona dilarang swafoto sudah dipasang di berbagai daerah wisata, terutama di puncak gunung, perairan dan di atas gedung-gedung tinggi. 

India memiliki lebih dari selusin zona larangan ini. Kepolisian di Negeri Hindustan mengatakan bahwa mereka telah menetapkan beberapa lokasi di sekitar area rawan kecelakaan untuk mencegah jatuhnya lebih banyak korban. 

Daerah berisiko tinggi sebagian besar berada di sepanjang kota tepi laut yang merupakan destinasi populer bagi kaum muda di sana.

"Ini adalah masalah baru bagi kami. Kami telah mengidentifikasikan tempat-tempat di Mumbai. Kami ingin mencegah agar tidak ada lagi yang mendekati area-area tersebut sehingga kecelakaan tidak lagi terjadi," ujar juru bicara Kepolisian India Dhananjay Kulkarni kepada CNN pada 2016.

Di Rusia, setelah serentetan kematian terkait swafoto terjadi pada 2015, kepolisian setempat langsung merilis brosur yang mendesak masyarakat untuk senantiasa memilih perilaku swafoto yang aman.

"Swafoto yang keren dapat mengorbankan hidup anda," bunyi brosur itu.

Brosur disebarkan oleh aparat kepolisian Rusia kepada masyarakat secara luas.

Panduan dalam dua halaman brosur tersebut berisi infografis yang menyerupai tanda-tanda jalan. Sebagian besar informasi di dalamnya didasarkan pada insiden yang sebenarnya, di antaranya kasus seorang wanita berusia 21 tahun yang secara tidak sengaja menembak kepalanya sendiri dan seorang remaja yang ditabrak oleh kereta api saat mencoba mengambil foto dirinya di rel.

Brosur itu juga memperingatkan agar tidak berswafoto dengan binatang buas, di atas atap, dan di dekat kabel listrik. (9 News)

img
Soraya Novika
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan