Komisi Eropa pada Senin (8/10) mendesak Bulgaria melakukan penyelidikan secara cepat mengenai pembunuhan wartawan bernama Viktoria Marinova.
Kejaksaan mengatakan jurnalis yang berusia 30 tahun itu diperkosa, dipukuli, dan dicekik.
Jenazah Marinova ditemukan di sebuah taman di dekat Sungai Danube di Ruse pada Sabtu (6/10).
"Tidak ada demokrasi kalau pers tidak bebas ... Kami berharap penyelidikan dilakukan segera dan menyeluruh agar mereka yang bertanggung jawab diadili," kata Komisi Eropa melalui Twitter.
Bulgaria tahun ini berada di urutan ke-111 dari 180 negara dalam daftar Wartawan Tanpa Batas menyangkut kebebasan pers di seluruh dunia. Posisi Bulgaria itu merupakan yang paling rendah di antara negara-negara anggota Uni Eropa.
Dalam acara televisi terakhir yang dipandunya pada 30 September, Marinova memperkenalkan dua wartawan yang sedang menyelidiki tuduhan korupsi terkait dana Uni Eropa.
Dia mengatakan acara berita daerah terkini "Detector" juga akan melaksanakan penyelidikan serupa.
Kantor antikorupsi Eropa, OLAF, menolak berkomentar soal pembunuhan tersebut. Namun, kantor medianya mengatakan "mereka tahu bahwa ada tuduhan menyangkut kemungkinan penyalahgunaan dana Uni Eropa di Bulgaria yang sedang disorot oleh para wartawan dalam pekan-pekan terakhir ini".
Kemunculan Marinova di TVN merupakan penampilan pertamanya memandu acara di TV. Stasiun televisi yang berpusat di Ruse itu merupakan saluran televisi populer di kawasan Bulgaria timur laut.
Marinova sebelumnya dikenal karena membawakan acara gaya hidup daerah dan bukan sosok yang populer secara nasional.
Menteri Dalam Negeri Mladen Marinov mengatakan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa sejauh ini pembunuhan terhadap Marinova berkaitan dengan pekerjaannya sebagai wartawan. Pandangan serupa diberikan oleh kepolisian dan kejaksaan.
"Kami sedang menyelidiki semua motif dan tidak menutup kemungkinan motif apa pun," kata Marinov pada Senin di Ruse, yang merupakan pelabuhan utama sungai Bulgaria.
Kepolisian dan kejaksaan mengatakan mereka sedang menyelidiki tiga kemungkinan motif, yaitu apakah Marinova merupakan korban serangan secara acak oleh seseorang berpenyakit jiwa, korban serangan yang telah direncanakan ataukah korban kejahatan yang terkait dengan kehidupan pribadinya.
Marina merupakan jurnalis ketiga di Uni Eropa yang dibunuh dalam 12 bulan belakangan.
Sebelumnya, wartawan investigatif terkenal Malta, Daphne Caruana Galizia, tewas ketika bom meledakkan mobilnya pada Oktober tahun lalu. Selain itu, wartawan Slovakia Jan Kuciak tewas ditembak pada Januari. (Ant)