close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Hotel Sofitel Nusa Dua, Bali, pada Kamis (11/10). Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden
icon caption
Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Hotel Sofitel Nusa Dua, Bali, pada Kamis (11/10). Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden
Dunia
Jumat, 12 Oktober 2018 14:48

Bertemu para pemimpin ASEAN, Presiden Jokowi ajukan lima usulan

Usulan Presiden Jokowi ini terkait dengan Visi ASEAN 2025.
swipe

Dalam pembukaan ASEAN Leaders' Gathering 2018 pada Kamis (11/10) di Bali, Presiden Joko Widodo mengajukan lima usulan terkait dengan Visi ASEAN 2025.

"Pertama, pentingnya mulai dipikirkan mekanisme kerja sama kawasan dan global bagi pembangunan berkelanjutan pasca-bencana," kata Presiden Jokowi di Hotel Sofitel Nusa Dua, Bali dalam pernyataan tertulis yang diterima Alinea.id, Kamis (11/10).

Kemudian kedua, Presiden Jokowi memandang pentingnya memprioritaskan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dalam tahap pembangunan masing-masing negara ASEAN. 

Beberapa capaian SDGs sendiri telah dan akan terus diupayakan Indonesia dalam pembangunannya. Di antaranya adalah menurunnya angka kemiskinan menjadi satu digit di angka 9,8% pada 2018, meningkatnya akses terhadap air bersih bagi rumah tangga, hingga meningkatnya akses terhadap pelayanan kesehatan melalui Jaminan Kesehatan Nasional yang mencakup 77,78% rakyat Indonesia.

"Tidak kalah penting adalah kemajuan besar pada pembangunan infrastruktur dalam empat tahun terakhir sebagai perwujudan tujuan nomor sembilan dari SDGs," sambungnya.

Usulan ketiga, masih terkait dengan pencapaian SDGs masing-masing negara, Presiden Jokowi berpendapat bahwa sinergi antara organisasi kawasan dan organisasi internasional serta lembaga keuangan menjadi kunci dalam mewujudkan SDGs.

"Sinergi antara organisasi kawasan dan organisasi internasional serta lembaga keuangan bagi pencapaian SDGs penting sekali artinya," tuturnya.

Salah satu tantangan pencapaian SDGs adalah masalah pendanaan. Untuk itu, adapun usulan keempat, Indonesia mendorong sumber pendanaan inovatif seperti 'blended finance'.

Sementara usulan terakhir terkait upaya mencapai SDGs, menurut Presiden Jokowi, masing-masing negara perlu melibatkan kemajuan teknologi dalam upaya yang dilakukan.

"Dalam kaitan ini saya mencontohkan berkembangnya aplikasi 'Ruang Guru' di Indonesia," ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, para pemimpin negara ASEAN saling berpesan satu sama lain untuk mewujudkan SDGs sebagaimana yang telah dicanangkan PBB. Masing-masing negara ASEAN tidak akan mampu mencapainya seorang diri tanpa bantuan negara lain. Maka dari itu, Presiden Jokowi juga mendorong dilakukannya kerja sama dengan negara lain, utamanya sesama negara-negara ASEAN.

"Saya ingin tekankan, pencapaian SDGs tidak dapat dipenuhi secara isolatif oleh satu negara tanpa bekerja sama dengan negara lain. Pencapaian SDGs memerlukan 'global leadership' dan 'shared responsibilities'," tegas Presiden Jokowi.

Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menyebut bahwa dalam 50 tahun belakangan ASEAN telah bekerja keras membangun ekosistem perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan hingga model pembangunan kawasan ini pun menjadi salah satu 'role-model' pembangunan di dunia.

ASEAN juga menjadi kawasan dengan perekonomian terbesar keenam di dunia. Sementara di Asia, ASEAN menempati peringkat ketiga dengan pendapatan domestik bruto di lebih dari US$2,5 triliun.

"ASEAN juga telah menurunkan angka kemiskinan ekstrem dari 138 juta di tahun 2000 menjadi 44 juta orang di tahun 2015," ujarnya.

Meski demikian, ASEAN masih memiliki tantangan yang harus dihadapi di masa mendatang. Di antaranya terkait kemampuan ASEAN dalam mempertahankan capaian tersebut sekaligus memeratakan pembangunan di semua negara anggotanya.

"Disparitas dan jurang pembangunan harus dipersempit di dalam masing-masing negara dan antara negara ASEAN. ASEAN juga harus memastikan pembangunan dapat dilakukan lebih berkelanjutan dan tidak menghamburkan sumber daya alam," imbaunya.

Di sisi lain, Presiden Jokowi kemudian menyampaikan ucapan terima kasihnya atas dukungan dan solidaritas yang ditujukan para negara-negara ASEAN kepada Indonesia selama menghadapi masa-masa sulit, terutama pasca-bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.

"Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas doa, solidaritas, dan kerja sama yang diberikan oleh para sahabat Indonesia. Solidaritas itu membuat Indonesia merasa semakin kuat untuk melalui tantangan ini," tandasnya.

Mempertemukan 10 negara ASEAN, pertemuan yang diinisiasi oleh Indonesia ini juga diikuti oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Presiden World Bank Jim Yong Kim, dan Manager Director IMF Christine Lagarde. 

ASEAN Leaders' Gathering 2018 berlangsung di sela-sela pertemuan tahunan IMF-World Bank Group.

img
Soraya Novika
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan