Australia dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke sana.
Jika Australia terbukti melakukannya, maka langkah tersebut akan mengikuti pergeseran kebijakan baru-baru ini oleh Amerika Serikat yang telah mengundang kecaman internasional.
Kendati demikian, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan bahwa pihaknya tetap berkomitmen atas solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina.
Lawan politik mengatakan pernyataan Morrison adalah taktik tipu muslihat jelang pemilu sela.
Status Yerusalem adalah salah satu isu krusial dalam konflik Israel-Palestina.
Morrison menekankan bahwa dia akan berkonsultasi dengan kabinet dan negara-negara lain sebelum membuat keputusan.
"Kami berkomitmen atas solusi dua negara, namun terus terang itu belum berjalan baik. Tidak banyak kemajuan yang telah dibuat," kata PM Morrison pada Selasa (16/10).
Menurut Morrison, sebuah skenario masa depan dapat melibatkan Australia yang mengakui ibu kota Palestina di Yerusalem Timur dan Israel di Yerusalem Barat. "Australia harus berpikiran terbuka untuk ini."
Terkait isu pemindahan Kedubes Australia dari Tel Aviv ke Yerusalem, PM Israel Benjamin Netanyahu sudah bersuara. Melalui Twitter dia menulis bahwa dirinya telah diinformasikan oleh PM Morrison mengenai pertimbangan tersebut.
Pendahulu Morrison, Malcolm Turnbull, telah mengesampingkan kebijakan untuk mengikuti jejak AS memindahkan Kedubes Australia ke Yerusalem.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuai kecaman internasional tahun lalu ketika dia melanggar kebijakan luar negeri AS yang telah dijalani bertahun-tahun dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Namun Trump bergeming. Pada Mei 2018, misi Kedubes AS pun pindah ke Yerussalem.
Tidak lama setelah AS memindahkan kedubesnya dari Tel Aviv ke Yerusalem, Guatemala mengikuti jejak AS. Hal serupa sempat dilakukan pula oleh Paraguay.
Belakangan, Paraguay di bawah pemerintahan Mario Abdo Benitez memutuskan untuk mengembalikan kedubes negaranya ke Palestina setelah mendapat bermacam tekanan.
Isu khusus pemilu?
Morrison menerangkan bahwa pemikirannya telah dipandu oleh mantan Duta Besar Australia untuk Israel Dave Sharma.
Sharma adalah kandidat pemerintah dalam pemilu sela, yang akan diadakan pada Sabtu (20/10), untuk kursi yang dikosongkan oleh Turnbull setelah dia digulingkan sebagai perdana menteri.
Jika Morrison gagal mempertahankan pemilih Sydney, Wentworth, dia terpaksa menjadi pemerintah minoritas. Dia membantah bahwa komentarnya pada hari Selasa ditujukan untuk komunitas besar Yahudi Wentworth.
Adapun pemimpin Senat oposisi Partai Buruh, Penny Wong, mengatakan Morrison memainkan "permainan kata yang berbahaya dan menipu atas kebijakan luar negeri Australia".
"Scott Morrison siap untuk mengatakan apa pun jika dia berpikir itu akan memenangkannya ... bahkan dengan mengorbankan kepentingan nasional Australia," kata Wong. (BBC)