Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi terhadap Wakil Presiden Nikaragua Rosario Murillo. Perempuan berusia 67 tahun itu juga merupakan istri dari Presiden Daniel Ortega.
Washington menuding Murillo terlibat korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia yang serius.
Murillo dituding mengendalikan kepolisian dan memiliki pengaruh atas sebuah organisasi sayap pemuda Front Pembebasan Sandinista, yang diklaim AS terlibat dalam tindak pembunuhan ekstra yudisial, penyiksaan, dan penculikan.
Pada hari Selasa (27/11), Kementerian Keuangan AS mengumumkan pihaknya menggunakan perintah eksekutif baru yang dikeluarkan oleh Presiden Donald Trump untuk menjatuhkan sanksi terhadap Morillo, menuduhnya merusak demokrasi Nikaragua.
Negeri Paman Sam juga mengenakan sanksi kepada Néstor Moncada Lau, staf Murillo yang juga penasihat Presiden Ortega. Dia dituduh melaksanakan perintah untuk membayar sejumlah kelompok bersenjata untuk menyerang demonstran selama unjuk rasa anti-pemerintah selama berbulan-bulan pada awal tahun ini.
Sanksi akan melarang individu AS, bank dan entitas lainnya melakukan transaksi dengan keduanya. Selain itu, aset mereka yang berada di bawah yurisdiksi AS juga akan dibekukan.
Bersama dengan sang suami, Murillo telah memerintah Nikaragua selama lebih dari satu dekade.
Nikaragua telah mengalami pergolakan besar tahun ini. Pada April lalu, unjuk rasa anti-pemerintah menuntut Presiden Ortega mundur terkait dengan perubahan sistem jaminan sosial.
Merespons demonstrasi, Ortega menolak bernegosiasi. Dia justru mengirimkan pasukan keamanan untuk menghadapi para pengunjuk rasa, memicu kematuan ratusan orang dalam waktu beberapa minggu.
Awal bulan ini, aktivis oposisi Félix Maradiaga mengatakan bahwa HAM di Nikaragua berada dalam krisis paling parah. Maradiaga terpaksa melarikan diri dari negaranya pada Juli setelah menerima ancaman pembunuhan.