Pada hari ulang tahun terakhirnya sebelum menjadi permaisuri tahun depan, Putri Masako mengungkapkan keinginannya untuk mendedikasikan dirinya bagi kebahagiaan rakyat Jepang.
"Memikirkan hari-hari mendatang, saya terkadang merasa tidak mudah tentang sejauh mana saya akan mampu melayani rakyat. Namun, saya akan berusaha untuk melakukan yang terbaik sehingga saya dapat berkontribusi bagi kebahagiaan mereka," ungkap Putri Masako dalam sebuah keterangan resmi yang dirilis oleh Badan Rumah Tangga Kekaisaran untuk menandai ulang tahunnya ke-55 pada Minggu (9/12).
Putri Masako akan menjadi permaisuri pada 1 Mei, ketika suaminya Pangeran Naruhito menaiki Takhta Krisan setelah abdikasi Kaisar Akihito pada 30 April.
Dalam pernyataannya, Putri Masako juga menyinggung soal gangguan penyesuaian yang dipicu stres, yang telah dideritanya selama 15 tahun terakhir. Perempuan yang meraih gelar sarjana di bidang ekonomi secara magna cum laude dari Harvard University dan pasca-sarjana hubungan internasional dari University of Oxford ini menjelaskan bahwa kondisinya perlahan membaik.
"Saya senang karena sekarang saya dapat melakukan lebih banyak tugas resmi dibanding sebelumnya," sebut Putri Masako.
Tim dokter yang merawat Putri Masako dalam sebuah kesempatan terpisah memperingatkan bahwa calon permaisuri tersebut masih dalam jalur pemulihan dan ada pasang surut pada kondisinya.
Kondisi kesehatan Putri Masako menjadi sorotan karena pada tahun yang akan datang dia diperkirakan akan sangat sibuk dengan berbagai upacara dan acara yang berkaitan dengan abdikasi Kaisar Akihito dan naik takhtanya Pangeran Naruhito.
Tim dokter menegaskan penting bagi Putri Masako untuk tidak memaksakan diri terlalu keras dan melanjutkan terapinya.
Putri Masako yang pernah bekerja di Kementerian Luar Negeri Jepang sendiri menekankan bahwa dirinya akan fokus pada proses pemulihan.
"Saya akan terus berupaya untuk pemulihan dan mengusahakan yang terbaik dalam melakukan banyak tugas-tugas resmi," sebut Putri Masako dalam keterangan tersebut.
Menandai kemajuan dalam proses pemulihannya, Putri Masako membuat lebih banyak penampilan publik tahun ini. Pada Mei lalu, dia menghadiri pertemuan tahunan Palang Merah. Bulan berikutnya, dia mengeluarkan pernyataan untuk merespons pertanyaan wartawan pada ulang tahun ke-25 pernikahannya dengan putra mahkota.
Pada 9 November, ketika Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko menjadi tuan rumah pesta kebun terakhir mereka di Taman Kekaisaran Akasaka di Tokyo, Putri Masako tampil maksimal untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir meski saat itu hujan turun.
Putri Masako dan Pangeran Naruhito juga mengunjungi pameran Seiji Fujishiro, seorang seniman seni bayangan di distrik Ginza pada awal Oktober. Dia tampil santai dan nyaman saat Seiji menjelaskan karyanya.
Seiji dan Putri Masako telah saling mengenal selama bertahun-tahun. Putri Masako juga pernah membawa Putri Aiko ke salah satu pameran Seiji beberapa tahun silam.
"Putri mahkota adalah orang yang mencoba menjadi dirinya sendiri," tutur Seiji. "Dia tampak sehat-sehat saja."
Saat mengomentari kondisi Putri Masako, tim dokter juga menekankan penting baginya memperluas aktivitas pribadi demi pemulihan yang berkelanjutan.
Psikiater Kaoru Sakamoto menjelaskan bahwa gangguan penyesuaian mendera orang-orang yang bekerja keras untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka. Ada pun kepercayaan populer menyebutkan bahwa itu adalah gangguan bagi orang-orang yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka.
"Siapa pun bisa terkena gangguan penyesuaian," terang Kaoru. "Saya berharap masyarakat akan menyingkirkan berbagai prasangka mereka tentang penyakit itu dan mendukung upaya Putri Masako untuk mengatasinya."
Putri Masako yang terlahir dari keluarga diplomat terkemuka menghabiskan banyak waktu di luar negeri saat tumbuh dewasa. Dia dinikahi Pangeran Naruhito pada tahun 1993.
Dalam pernyataan resmi di hari ulang tahunnya, Putri Masako juga menyinggung sejumlah isu sosial seperti pelecehan anak dan kemiskinan yang secara pribadi diminatinya. Dia mengatakan, setiap orang harus berpartisipasi untuk mewujudkan kehidupan tanpa rasa takut. (The Asahi Shimbun)