Paus Fransiskus menyatakan bahwa homoseksualitas di kalangan rohaniwan adalah masalah serius yang membuatnya khawatir.
Pemimpin umat Katolik dunia itu mengungkap pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara mengenai panggilan hidup religius dan tantangan hidup kependetaan dengan seorang pastor asal Spanyol Fernando Prado sebagai bagian dari buku 'The Strength of Vocation' yang akan terbit pekan depan.
Paus Fransiskus mendeskripsikan homoseksualitas sebagai "tren" serta mendesak komunitas keagamaan untuk mematuhi sumpah selibat mereka. Dia menyatakan bahwa gereja Katolik harus lebih memperketat seleksi calon imamat.
"Pertanyaan mengenai homoseksualitas adalah pertanyaan yang sangat serius," kata Paus Fransiskus.
Dia menambahkan bahwa mereka yang bertanggung jawab untuk melatih pastor harus memastikan bahwa para calon telah dewasa secara manusiawi dan emosional sebelum melakukan penahbisan.
"Untuk alasan ini, gereja mendesak agar orang-orang dengan kecenderungan tersebut tidak diterima dalam pelayanan atau hidup yang suci," terang Paus Fransiskus.
Tidak hanya bagi pastor, hal ini juga berlaku bagi perempuan yang ingin menjadi suster.
Komentar Paus Fransiskus tersebut mengulangi pernyataan Vatikan di masa lalu tentang pemilihan kandidat untuk kehidupan religius. Pernyataan Vatikan yang terbit pada 2005 menyampaikan bahwa gereja Katolik membedakan antara kecenderungan homoseksual dan tindakan homoseksual.
"Di masyarakat kita, tampaknya homoseksualitas adalah tren. Dan mentalitas ini, lewat sejumlah cara, juga memengaruhi kehidupan gereja," lanjutnya.
Sri Paus menegaskan bahwa "tidak ada ruang untuk hal ini" dalam kehidupan para pastor dan biarawati.
Pada tahun 2013, Paus Fransiskus meneguhkan kembali posisi gereja Katolik Roma dengan menyatakan bahwa tindakan homoseksual dipandang sebagai dosa, tetapi orientasi homoseksual bukanlah dosa.
"Jika seorang homoseks mencari Tuhan dan memiliki niat baik, siapa saya untuk menghakiminya?." jelas Paus Fransiskus. (BBC)