Pada hari pertamanya berkantor, Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador membela sebuah rencana untuk mengakhiri pelanggaran hukum dengan pembentukan sebuah garda nasional baru. Inisiatif tersebut berisiko menganggu sejumlah pendukungnya yang menyokong pendekatan yang 'kurang militer'.
Saat berpidato pada Minggu (2/12) pagi, presiden berhaluan kiri pertama Meksiko dalam beberapa dekade tersebut terus melanjutkan penekanannya tentang rekonsiliasi damai dan bahkan amnesti bagi sejumlah pihak yang terlibat dalam perang narkoba melelahkan ke pendekatan yang lebih tradisional yang didefinisikan dengan lebih banyak tentara dan polisi.
"Kita harus menyesuaikan diri dengan era baru," ungkap López Obrador, diapit oleh sejumlah jenderal di sebuah pangkalan militer di ibu kota, seraya menekankan bahwa kebijakan keamanannya juga akan menghormati hak asasi manusia.
Dalam fase pertama rencananya, pasukan garda nasional berkekuatan 60.000 personel yang terdiri dari tentara, angkatan laut, dan polisi federal akan memerangi kejahatan, sementara reformasi konstitusional akan diupayakan untuk memperkuat strategi baru.
López Obrador mengatakan bahwa strategi baru tersebut akan diputuskan melalui pemungutan suara, yang kemungkinan akan berlangsung pada Maret 2019.
Akan terjadi penambahan jumlah personel militer pada fase dua.
"Rakyat-rakyat Meksiko membutuhkan pasukan bersenjata untuk mengatasi masalah ketidakamanan dan kekerasan," papar López Obrador. "Kami memilih rencana ini karena kami percaya dengan angkatan bersenjata."
Selama belasan tahun terakhir, pasukan keamanan Meksiko berhasil menjatuhkan sejumlah gembong narkoba. Namun, pada saat bersamaan lebih dari 200.000 orang tewas dan puluhan ribu lainnya hilang sejak pendekatan yang berfokus pada militer dimulai pada 2006.
Beberapa tahun terakhir mencatatkan sejumlah kasus pembunuhan, termasuk di sejumlah destinasi wisata paling terkenal di negara itu seperti Acapulco dan Los Cabos.
Fokus keamanan baru López Obrador telah memicu kegelishan di antara kalangan aktivis HAM, yang menilai rencananya mengabaikan pelanggaran masa lalu yang berasal dari 'militerisasi' keamanan publik.
"Kami menyerukan kepada pemerintah baru untuk mendukung model keamanan sipil yang dapat menciptakan kondisi penarikan angkatan bersenjata bertahap dalam isu keamanan publik," ungkap sebuah koalisi kelompok HAM pada akhir bulan lalu.
Selain rencana mendirikan garda nasional baru, López Obrador juga menawarkan cetak biru keamanan enam tahun yang mengkritik larangan narkoba karena tidak efektif dan sewenang-wenang. Para sekutunya di Kongres telah mengusulkan UU untuk mendekriminalisasi dan mengatur penggunaan ganja.
Selama kampanye, staf keamanan López Obrador sempat menguraikan rencana untuk mengurangi waktu penahanan terhadap sejumlah kejahatan serta kontrol yang lebih ketat terhadap senjata. Namun, Lopez Obrador belum merinci bagaimana kebijakan tersebut akan diterapkan.
López Obrador yang dikenal pula dengan sebutan AMLO disumpah sebagai presiden pada Sabtu (1/12). Pria berusia 65 tahun tersebut menang dalam pilpres pada 1 Juli, di mana salah satu janjinya adalah perang melawan korupsi. Dia bersikeras bahwa isu korupsi adalah mimpi terburuk Meksiko.
"Tidak ada yang lebih merusak Meksiko daripada ketidakjujuran para penguasa," ungkap López Obrador dalam pidato pelantikannya.
Dalam kesempatan yang sama, López Obrador juga menegaskan kembali niatnya untuk menjual pesawat kepresidenan dan tidak tinggal di istana kepresidenan. Dia pun mengklaim hanya akan mengambil 40% dari gajinya.
Kritik disematkannya kepada pendahulunya Enrique Peña Nieto, karena dinilainya memperkenalkan strategi ekonomi berbahaya. López Obrador juga segera mengumumkan investasi publik untuk menyelamatkan industri minyak dan listrik negara sembari mengusulkan pembentukan zona ekonomi khusus dengan pajak yang lebih rendah di sepanjang perbatasan Meksiko dan Amerika Serikat.
Pemimpin sayap kiri itu menyampaikan terima kasih kepada Amerika Serikat karena mengirimkan Wakil Presiden Mike Pence dan penasihat senior Gedung Putih sekaligus putri Presiden Donald Trump, Ivanka Trump, untuk menghadiri pelantikannya. Dia menegaskan bahwa sejak kemenangannya dalam pilpres, dia telah diperlakukan dengan hormat oleh Trump.
López Obrador juga berterima kasih kepada Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Dia mengatakan ingin mencapai kesepakatan dengan Kanada dan Amerika Serikat untuk mengatasi masalah imigran. (Reuters dan CNN)