close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Seorang staf Vatikan dengan APD membersihkan ruangan di St. Peter's Basilica di Vatikan, Jumat (15/5), di tengah pandemik Covid-19. ANTARA FOTO/REUTERS/Yara Nardi
icon caption
Seorang staf Vatikan dengan APD membersihkan ruangan di St. Peter's Basilica di Vatikan, Jumat (15/5), di tengah pandemik Covid-19. ANTARA FOTO/REUTERS/Yara Nardi
Dunia
Senin, 18 Mei 2020 18:57

116 negara dukung penyelidikan asal-usul Covid-19

Indonesia menjadi bagian dari 116 negara yang mendukung penyelidikan tersebut.
swipe

Sebanyak 116 negara telah mendukung resolusi Australia yang menyerukan penyelidikan independen terkait asal-usul coronavirus jenis baru.

Dari 116 negara tersebut, 54 merupakan negara anggota African Group (GAFS), sementara 62 negara lainnya termasuk negara anggota Uni Eropa, Rusia, Indonesia, India, Jepang, Inggris, dan Kanada.

Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt mengatakan bahwa resolusi Australia diharapkan akan disahkan dalam pertemuan World Health Assembly (WHA) pada Selasa (19/5).

Pada Senin (18/5), Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne menuturkan bahwa dia sangat senang melihat begitu banyak negara yang mendukung seruan penyelidikan independen tersebut.

"Saya pikir dukungan luas ini memberikan pandangan kuat bahwa banyak pihak setuju untuk menyelidiki lebih dalam terkait apa yang sedang terjadi," tutur dia. "Menurut saya, ini kemenangan bagi komunitas internasional."

Payne menyatakan, dia tidak ingin berspekulasi tentang hasil penyelidikan tersebut. Dia menegaskan bahwa negara-negara di dunia perlu mengetahui asal-usul virus, pendekatan untuk menghadapinya, dan menuntut keterbukaan informasi di tengah pandemik.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada akhir April menegaskan bahwa penyelidikan tersebut masuk akal dan bukan upaya untuk mengkritik China.

Covid-19, yang dipicu oleh virus SARS-CoV-2, pertama kali muncul di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, China, pada akhir tahun lalu dan telah menginfeksi lebih dari 4,7 juta orang di seluruh dunia.

Walaupun resolusi Australia tidak menyebut China, langkah tersebut telah membuat marah Tiongkok yang mengancam untuk mengambil tindakan balasan terhadap Australia.

Duta Besar China untuk Australia Cheng Jingye menyatakan bahwa langkah Australia berbahaya bagi hubungan bilateral kedua negara.

"Masyarakat China kecewa dengan apa yang sedang dilakukan Australia," tutur Cheng dalam wawancara dengan majalah Australian Financial Review pada April.

Sejak Australia menyerukan penyelidikan independen pada bulan lalu, Tiongkok telah menangguhkan impor dari empat pemasok utama daging sapi di negara tersebut.

Australia bersikeras bahwa diskusi seputar penyelidikan terkait asal-usul Covid-19 tidak ada kaitannya dengan perdagangan bilateral. (SBS News dan Al Jazeera)

img
Valerie Dante
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan