Sebanyak 15 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya menghilang imbas kecelakaan perahu di Danau Kivu, Republik Demokratik Kongo, pada Jumat (12/11) waktu setempat. Warga sekitar masih melakukan pencarian hingga kini.
Seorang pejabat setempat menyatakan, sebanyak 15 mayat telah ditemukan pada Jumat sore dan 34 orang lainnya masih belum ditemukan. Namun, keterangan gubernur jumlah korban lebih sedikit, seperti hanya 20 penumpang yang hilang.
Kecelakaan tunggal ini menimpa perahu kayu tua yang biasa digunakan penduduk desa ke pasar. Menurut pengemudi, perahu seharusnya hanya menampung 50 orang, tetapi justru membawa 157 orang dan akhirnya tenggelam.
Desa-desa yang berada di sepanjang danau tersebut terisolasi oleh kurangnya jalan yang bisa digunakan. Karenanya, masyarakat terpaksa memanfaatkan perahu buatan sendiri dan sering kelebihan muatan.
“Kami berada di danau mencari jenazah orang-orang yang kami cintai yang tenggelam di Danau Kivu. Mereka adalah kerabat kami, ayah kami, ibu kami, pemuda dan pemudi, bahkan anak-anak,” kata Heri Nyarukanyi, yang kehilangan tiga anggota keluarga.
Dirinya menceritakan, perahu sempat menambang penumpang setelah tiba di Nyatshibingu. Lalu ketika baru berlayar sekitar 25 meter, tiba-tiba terbelah dua.
"Saya merasa sedih, saya sangat kesakitan karena saya belum menemukan tubuh putri saya. Saya akan terus mencari sampai besok," ucap Safari Kagunjo, seorang pendeta (63).
Kecelakaan kapal yang mematikan sering terjadi di Kongo, yang memiliki sedikit jalan beraspal. Peraturan keselamatan berkendara pun tidak ditegakkan dengan baik.
Puluhan orang dikhawatirkan tenggelam dalam kecelakaan serupa di Danau Kivu pada Januari dan Juni lalu. (Reuters)