Pada Rabu (6/11), pihak berwenang Tajikistan menyatakan bahwa setidaknya 17 orang tewas dalam serangan oleh sejumlah pria bersenjata di pos terdepan di perbatasan antara Tajikistan dan Uzbekistan.
"Sekitar 20 pria bersenjata yang mengenakan topeng menyerang pos perbatasan ... Menggunakan senjata api," tutur Komite Keamanan Nasional Tajikistan dilansir dari TASS.
Pasukan perbatasan Tajikistan mengklaim, para penyerang merupakan anggota ISIS dari Afghanistan.
Setelah serangan itu, lima pria bersenjata ditahan di Dushanbe. Pihak berwenang menyatakan, mereka memberikan informasi penting selama interogasi.
Kementerian Dalam Negeri Tajikistan merilis beberapa foto dari tempat kejadian yang memperlihatkan sejumlah jasad, beberapa terbakar parah, tergeletak di jalan.
Serangan itu terjadi sehari setelah Tajikistan dan Uzbekistan dilaporkan setuju untuk menyelesaikan perselisihan perbatasan yang sudah berjalan lama. Kedua pihak berencana untuk menandatangani kesepakatan sebelum akhir tahun.
Tajikistan, salah satu negara bekas Uni Soviet termiskin di Asia Tengah, telah berupaya untuk mengurangi ancaman ISIS yang meningkat di negara tetangga, Afghanistan.
ISIS telah mengklaim sejumlah serangan di Tajikistan pada masa lampau. Pada 2018, empat turis Barat tewas saat sedang melakukan tur sepeda di Tajikistan. ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
Pada Mei, 31 orang tewas, 24 di antaranya anggota ISIS, dalam kerusuhan di penjara yang dipicu oleh penikaman penjaga penjara. (Deustche Welle dan BBC)