Dua pria muda Swiss ditangkap di dekat Zurich pada Selasa (3/11). Polisi mengatakan dua pemuda tersebut berhubungan dengan penembakan di Wina.
"Penyelidikan polisi mengarah pada identifikasi seorang warga negara Swiss berusia 18 tahun dan 24 tahun," kata polisi Zurich dalam sebuah pernyataan.
Polisi menyebutkan kedua pria itu telah ditangkap Selasa (3/10) sore di kota Timur laut Winterthur dalam koordinasi dengan otoritas Austria.
"Sejauh mana ada hubungan antara dua orang yang ditangkap dan tersangka pembunuh saat ini sedang diselidiki," kata pernyataan itu.
Empat orang tewas dalam serangan di Wina pada Senin (2/11) malam yang melihat Kujtim Fejzulai, 20 tahun yang digambarkan sebagai simpatisan ISIS, melepaskan tembakan dengan senjata otomatis di Ibu Kota Austria yang bersejarah sebelum ditembak mati oleh polisi.
Polisi Austria mengatakan pada Selasa (3/11) bahwa Fejzulai adalah ekstremis Islam terkenal yang pernah mendekam di penjara.
Pasukan keamanan Austria menyerbu 18 alamat yang berbeda, termasuk rumah Fejzulai, dan melakukan 14 penangkapan saat mereka mencari kemungkinan kaki tangannya dan berusaha untuk menentukan apakah dia bertindak sendiri.
Setelah meninjau rekaman CCTV dari lokasi kejadian, Menteri Dalam Negeri Karl Nehammer mengatakan video itu tidak menunjukkan bukti adanya pelaku kedua.
Otoritas nasional dan regional di Swiss, yang berbatasan dengan Austria, juga telah mengindikasikan pada Selasa pagi bahwa mereka sedang menyelidiki kemungkinan hubungan antara serangan Wina dan Swiss.
Polisi Zurich mengatakan mereka telah membentuk kelompok kerja khusus untuk menyelidiki hubungan khusus dengan wilayah utara Swiss, termasuk Winterthur.
Setelah mengumumkan dua penangkapan tersebut, polisi Zurich mengatakan mereka bekerja sama dengan polisi nasional Swiss dan polisi Austria.
"Klarifikasi lengkap tentang kemungkinan keterlibatan (para tersangka) adalah tujuan tertinggi dari layanan keamanan kedua negara," katanya.
Winterthur, tempat penangkapan itu dilakukan, telah menjadi pemberitaan sebelumnya sehubungan dengan ekstremisme Islam, setelah imam Masjid An'Nur kota itu didakwa pada 2017 karena menyerukan pembunuhan terhadap muslim yang tidak taat.
Sebuah sumber dari dinas intelijen Swiss mengatakan tidak ada indikasi konkret kemungkinan serangan di Swiss. Namun, sumber itu menegaskan bahwa tingkat ancaman teror masih tergolong "tinggi".
Swiss tidak pernah mengalami serangan berskala besar yang dikaitkan dengan ekstremis Islam, tetapi tingkat ancaman terornya dinaikkan menjadi "tinggi" menyusul serangan militan mematikan di negara tetangga Prancis pada 2015.
Sebelumnya pada Selasa (3/11), Presiden Swiss Simonetta Sommaruga menyatakan "solidaritas" -nya dengan tetangganya Austria dan Prancis.
"Swiss dengan tegas mengutuk terorisme dan semua tindakan kekerasan," katanya dalam tweet.
"Nilai-nilai demokrasi kita tentang kebebasan dan toleransi, berdasarkan supremasi hukum, harus menjadi pelindung terhadap barbarisme," tambahnya.
Sumber: CNA