Pada Selasa (3/3), Wakil Ketua Parlemen Iran Abdul Reza Misri menyatakan bahwa setidaknya 23 dari total 290 anggota parlemen Iran positif coronavirus jenis baru. Akibatnya, aktivitas parlemen ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Misri mengumumkan kabar itu kepada wartawan di Teheran, mengutip surat terbuka Ketua Parlemen Ari Larijani kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei.
Dia menambahkan, anggota parlemen juga diminta untuk tidak melakukan kontak dengan publik demi mencegah penyebaran lebih lanjut.
Sebelumnya, lebih dari tujuh pejabat tinggi pemerintah Iran dipastikan terjangkit wabah tersebut, termasuk Wakil Presiden Iran untuk Urusan Wanita dan Keluarga Masoumeh Ebtekar. Korban terbaru dari kalangan pejabat tinggi pemerintah adalah Kepala Layanan Medis Darurat Pirhossein Kolivand yang dinyatakan positif coronavirus jenis baru pada Selasa.
Salah satu penasihat utama Khamenei, Mohammad Mirmohammadi yang juga anggota Dewan Kemanusiaan Iran, meninggal akibat virus yang sama.
Sejauh ini, Iran merupakan negara yang paling terdampak coronavirus jenis baru di Timur Tengah. Pihak berwenang setempat mencatat 2.336 kasus infeksi, dengan 77 kematian.
Sejumlah pihak menilai bahwa pemerintah berupaya menutup-nutupi angka kematian nasional yang kemungkinan jauh lebih tinggi dari jumlah yang telah diumumkan.
Media setempat melaporkan, karena khawatir tertular coronavirus, banyak warga di Ibu Kota Teheran tidak berani meninggalkan kediaman mereka. Akibatnya, tingkat polusi udara di kota itu menurun.
Khamenei memerintahkan angkatan bersenjata Iran membantu Kementerian Kesehatan memerangi penyebaran coronavirus jenis baru. Pemerintah disebut akan memobilisasi 300.000 prajurit dan sukarelawan untuk mendorong proses penanganan penyebaran wabah tersebut.
Iran disebut sebagai pusat penyebaran coronavirus jenis baru di Timur Tengah. Kasus kematian pertama di New York City akibat coronavirus diketahui menimpa seorang wanita yang baru-baru ini bepergian ke Iran.
Gedung Putih pada Sabtu (29/2) mengumumkan akan melarang masuk warga negara asing yang dalam 14 hari terakhir telah berkunjung ke Iran. Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat telah menawarkan bantuan pada Iran untuk menangani penyebaran wabah coronavirus jenis baru, tetapi Teheran menolaknya. (Business Insider, CNN, dan Al Jazeera)