close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. iStock
icon caption
Ilustrasi. iStock
Dunia
Selasa, 04 Januari 2022 11:12

23 orang tewas dalam bentrokan bersenjata di Kolombia

Kelompok-kelompok itu memperebutkan kendali ekonomi ilegal seperti perdagangan narkoba.
swipe

Dua puluh tiga orang telah dilaporkan tewas sejauh ini di Provinsi Arauca Kolombia di tengah pertempuran antara kelompok bersenjata ilegal, demikian dikatakan Menteri Pertahanan Diego Molano pada konferensi pers Senin (3/1) malam waktu setempat.

Pertempuran pecah selama akhir pekan di Arauca yang terletak di perbatasan dengan Venezuela ketika anggota Tentara Pembebasan Nasional (ELN), bertempur dengan pembangkang Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC), yang menolak kesepakatan damai pada 2016.

Kelompok-kelompok itu memperebutkan kendali ekonomi ilegal seperti perdagangan narkoba, kata tentara Kolombia dalam sebuah pernyataan pada Minggu (2/1) malam. Kekerasan itu juga membuat 12 keluarga mengungsi, kata ombudsman hak asasi manusia Kolombia.

Pertikaian tersebut berawal pada pertengahan 2000-an, ketika FARC dan ELN saling bertarung di Arauca dan negara bagian Apure di Venezuela.

Pada saat pertempuran berhenti pada 2010, lebih dari 58.000 orang telah mengungsi di provinsi tersebut dan sedikitnya 868 warga sipil tewas, ucap sebuah laporan dari kelompok advokasi Human Rights Watch (HRW), yang mengutip Colombian Victims' yang dikelola pemerintah.

Sekitar 5.000 orang melarikan diri dari Apure pada akhir Maret tahun lalu di tengah bentrokan antara kelompok bersenjata Kolombia dan militer Venezuela.

HRW menerima laporan 24 kematian akibat kekerasan, penyelidik senior kelompok untuk Amerika, Juan Pappier mengatakan dalam sebuah pesan di Twitter. Ia menambahkan bahwa ada juga pemindahan paksa dan penculikan.

"Kami sangat prihatin dengan pertempuran antara ELN dan para pembangkang dari front ke-10 FARC di Arauca dan Apure," kata Pappier.

Presiden Kolombia Ivan Duque mengadakan pertemuan dengan para pemimpin militer dan polisi untuk menilai situasi di Arauca dan mengambil tindakan untuk mengatasinya.

"Saya telah memerintahkan agar dua batalyon dikerahkan dalam 72 jam ke depan untuk membantu tugas kontrol teritorial," kata Duque dalam siaran video, sambil menuduh Venezuela melindungi para pembangkang FARC dan ELN.

Menanggapi itu, Menteri Pertahanan Venezuela Jenderal Vladimir Padrino menertawakan tuduhan itu di Twitter. Pasukan militer Venezuela yang ditempatkan di kota-kota perbatasan telah meningkatkan tingkat kewaspadaan mereka dalam menanggapi pertempuran di Kolombia, tambahnya.

img
Elmo Julianto
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan