Perdana Menteri Pakistan Imran Khan pada Selasa (17/3) malam meminta rakyatnya agar tenang di tengah pandemi coronavirus jenis baru. Kasus positif Covid-19 di negara itu menjadi 254. Khan juga meminta masyarakat untuk tidak tergesa-gesa menjalani tes Covid-19.
Ada kekhawatiran bahwa fasilitas kesehatan yang tidak memadai akan kewalahan di banyak bagian daerah yang miskin dan padat.
"Bahkan AS tidak memiliki sumber daya untuk menguji semua orang yang datang," kata PM Khan. "Hanya mereka yang memiliki gejala intens yang harus pergi ke rumah sakit."
PM Khan menambahkan, "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kita akan melawan ini sebagai sebuah bangsa. Dan insyaallah, kita akan memenangkan perang ini."
Pidato Khan muncul di tengah pertikaian yang meningkat di dalam negeri antara otoritas federal dan provinsi terkait kit uji virus.
Pemerintah provinsi menyalahkan pemerintah federal karena gagal menguji dan mengarantina ratusan warga negara Pakistan yang baru-baru ini kembali dengan melintasi perbatasan darat dengan Iran.
Pada Selasa malam, Pakistan, mengatakan akan mengharuskan semua penumpang pesawat udara yang datang untuk menunjukkan bahwa mereka telah dinyatakan negatif Covid-19. Perbatasan darat sendiri telah ditutup.
Sementara itu, bank sentral Pakistan memangkas suku bunga utama sebesar 75 bps menjadi 12,50% pada Selasa. Itu merupakan pemotongan pertama dalam empat tahun, dan terjadi saat coronavirus jenis baru mengguncang pasar di seluruh wilayah.
Negara tetangga Pakistan, Sri Lanka, mencatat 45 kasus positif Covid-19. Sri Lanka telah mengumumkan larangan bagi semua penerbangan masuk ke wilayahnya selama dua minggu untuk memerangi penyebaran virus. Larangan mulai berlaku pada Rabu (18/3).
Selain itu, Sri Lanka juga menerapkan kontrol harga pada lentil dan sarden untuk memastikan tidak ada lonjakan harga.