Bentrokan aktivis bersenjata dari kelompok Islam terlarang di Pakistan menewaskan empat orang polisi dan ratusan lainnya cedera. Bentrok antara pasukan kemanan dalam demonstrasi anti penistaan agama di dekat kota timur Lahore.
Bentrokan pecah ketika Tehrik-e-Labaik Pakistan (TLP) dilarang untuk melakukan aksi turun ke jalan. Kelompok Islam terlarang itu sudah bersiap untuk berbaris di ibu kota Islamabad, kata juru bicara polisi Punjab, Rabu (27/10).
Polisi menyatakan, aktivis TLP bersenjatakan pistol dan senjata otomatis termasuk senapan AK-47, kemudian menembaki pasukan keamanan yang mengendalikan para demonstran.
Rao Sardar Ali Khan, inspektur jenderal polisi Punjab, mengatakan empat petugas tewas dan sedikitnya 263 terluka. Juru bicara TLP mengungkapkan, beberapa aktivis kelompok itu juga tewas dan terluka dalam bentrokan itu.
Ribuan aktivis TLP telah memblokir jalan raya di Pakistan sejak Jumat (22/10), serta menuntut pembebasan pemimpin mereka dan pengusiran duta besar Prancis atas penerbitan serangkaian karikatur yang menggambarkan Nabi Muhammad oleh majalah satir Prancis.
Setelah berhari-hari terjadi ketegangan, termasuk bentrokan pekan lalu di mana tiga petugas polisi tewas, Kementerian Dalam Negeri memerintahkan paramiliter Rangers untuk dikerahkan di bawah undang-undang (UU) anti-terorisme.
"Mereka akan berada di sana selama 60 hari. Saya telah memberi mereka wewenang bahwa mereka dapat pergi ke mana pun yang mereka inginkan di Punjab," kata Menteri Dalam Negeri Sheikh Rasheed Ahmad kepada wartawan. "Saya masih memperingatkan TLP untuk mundur."
Ini adalah kampanye protes ketiga kelompok itu di seluruh negeri sejak 2017 atas karikatur yang dianggap sangat menghina umat Islam.
Majalah Prancis Charlie Hebdo pertama kali menerbitkan kartun tersebut pada tahun 2006 dan menerbitkannya kembali tahun lalu untuk menandai pembukaan persidangan atas serangan mematikan di kantornya di Paris oleh militan Islam pada tahun 2015.
Menteri Penerangan Pakistan, Fawad Chaudhry mengungkapkan, pemerintah akan menghalangi kelompok Islamis memasuki ibu kota Islamabad.
"Kami telah menahan diri sejauh ini tetapi tantangan terhadap otoritas negara tidak dapat ditoleransi lagi," katanya kepada wartawan. (Sumber: reuters)