KBRI Phnom Penh telah menerima informasi mengenai 53 WNI yang dilaporkan menjadi korban penipuan perusahaan investasi palsu di Sihanoukville, Kamboja.
Dalam keterangan resminya, KBRI telah menghubungi pihak kepolisian Kamboja untuk mengajukan permohonan bantuan pembebasan. Selain itu, KBRI juga terus menjalin komunikasi dengan para WNI tersebut.
"Saat ini kepolisian Kamboja sedang melakukan langkah-langkah penanganan," demikian keterangan tertulis resmi KBRI Phnom Penh seperti dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri, Jumat (29/7).
Dari informasi yang dihimpun Kementerian Luar Negeri (Kemlu), kasus penipuan di perusahaan investasi palsu makin sering terjadi. Hal ini dikarenakan maraknya tawaran kerja di Kamboja melalui media sosial.
Pada 2021, KBRI Phnom Penh telah berhasil menangani dan memulangkan 119 WNI korban investasi palsu. Namun pada 2022, kasus serupa justru semakin meningkat.
"Hingga Juli 2022, tercatat terdapat 291 WNI menjadi korban. 133 di antaranya sudah berhasil dipulangkan," demikian bunyi keterangan resmi tersebut.
Untuk menekan jumlah kasus penipuan perusahaan investasi palsu, Kemlu telah memfasilitasi penyidik Bareskrim Polri untuk melakukan penyelidikan di Kamboja.
Selain itu, KBRI Phnom Penh juga telah memperoleh informasi dari para WNI yang telah dibebaskan. Informasi tersebut yakni terkait para perekrut yang sebagian besar masih berasal dari Indonesia.
"Informasi tersebut terus disampaikan kepada pihak Bareskrim Polri untuk diselidiki lebih dalam guna penindakan terhadap para perekrut," jelas mereka.
Oleh sebab itu, berbagai langkah sosialisasi juga ditingkatkan. Hal ini dilakukan agar masyarakat waspada pada modus modus penipuan lowongan kerja di Kamboja tersebut.