close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kapal tempur Amerika Serikat, USS Shaw, meledak akibat dibombardir pasukan Jepang ke pangkalan Angkatan Laut AS (Navy) di Peral Harbor, Hawaii, 80 tahun silam. Foto US Naval History and Heritage Command/Reuters
icon caption
Kapal tempur Amerika Serikat, USS Shaw, meledak akibat dibombardir pasukan Jepang ke pangkalan Angkatan Laut AS (Navy) di Peral Harbor, Hawaii, 80 tahun silam. Foto US Naval History and Heritage Command/Reuters
Dunia
Selasa, 07 Desember 2021 10:59

80 tahun penyerangan Pearl Harbor dan dinamikanya hari ini

Langkah Jepang menyerang pangkalan AL AS di Pearl Harbor memicu Perang Pasifik dan perubahan drastis.
swipe

Pacific Ablaze atau Kebakaran Pasifik terbaca di Australian Papers pada 8 Desember 1941, yang terbit beberapa jam setelah peristiwa penyerangan Pearl Harbor. Insiden itu memicu keterlibatan Amerika Serikat (AS) secara aktif dalam Perang Dunia kedua.

Jepang pun menyatakan perang melawan AS dan Inggris. "Negeri Sakura" kemudian meluncurkan serangan besar sepanjang 6.400 km dari Singapura ke Hong Kong, Malaya, Bangkok, Guam, dan Filipina.

The Conversation menuliskan, serangan paling membekas bagi warga dunia terjadi di Pearl Harbor, Hawaii, pada 7 Desember 1941, ketika pasukan Jepang menghancurkan pangkalan Angkatan Laut. Serangan itu membuka Perang Pasifik dan membawa kehancuran dan perubahan drastis di pulau-pulau terpencil Pasifik mengingat populasinya padat. Hingga 80 tahun kemudian, serangan ini dikenal sebagai pemicu krisis berkelanjutan.

Setelah serangan di seluruh Pasifik pada 7 dan 8 Desember, Perdana Menteri Australia, John Curtin, mengakui, kerentanan pertahanan di negaranya. Kedatangan pasukan AS memastikan "Negeri Kanguru" takkan menjadi medan pertempuran untuk mengalahkan Jepang.

Sebaliknya, pulau-pulau Pasifik dari Kepulauan Aleutian Di Wilayah Alaska, Kiribati, Kepulauan Solomon, koloni Australia di Papua Nugini, hingga bekas koloni wilayah yang diamanatkan Jepang, seperti Mariana Utara, mengalami pembantaian selama 4 tahun.

Pertumpahan darah akhirnya berakhir dengan peristiwa jatuhnya korban massal terbesar saat bom atom AS dijatuhkan di dua kota di Jepang, Nagasaki dan Hiroshima, pada Agustus 1945.

Kini, 80 tahun setelahnya atau pada September 2021, warga dunia melihat hubungan AS-Australia dalam Perjanjian Aukus yang merupakan akronim tiga negara: Australia, Inggris, dan AS. Perjanjian ini adalah sebuah pakta keamanan trilaterial. 

Kemudian pada November 2021, Departemen Pertahanan AS mengumumkan dalam tinjauan globalnya, bahwa mereka akan memusatkan kegiatan dan infrastruktur militer di Australia dan memilih Kepulauan Pasifik.

Kendati demikian, pembangunan kapal selam bertenaga nuklir dalam kerangka kerja sama Aukus menuai kecaman dari berbagai negara. Beberapa ahli percaya, kesepakatan ini merupakan bagian dari strategi AS untuk menekan dominasi China di Asia Pasifik dengan melengkapi Australia, sekutunya di kawasan itu, dengan kapal selam bertenaga nuklir.

Perjanjian Aukus, yang diprakarsai pemerintah Morrison, merangkum ketegangan yang meningkat karena tindakan China yang meresahkan, termasuk ketegangan dengan Australia, agresi terhadap Taiwan, ekspansi militer di Laut China Selatan (LCS) dan pengaruhnya yang semakin kuat di pulau-pulau Pasifik.

Dari peristiwa-peristiwa ini, peringatan 80 tahun serangan Pearl Harbor adalah saat yang tepat untuk memikirkan berbagai peristiwa sejarah. Australia, AS, dan Inggris tidak siap untuk berperang melawan Jepang pada akhir 1941. Mengamankan pertahanan Australia sekarang masuk akal jika tidak terlambat.

img
Nadia Lutfiana Mawarni
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan