close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Instagram/@nicolasmaduro
icon caption
Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Instagram/@nicolasmaduro
Dunia
Kamis, 11 April 2019 10:38

Akhirnya, Maduro izinkan bantuan masuk ke Venezuela

Maduro mengatakan kampanye bantuan harus dikelola tanpa manuver politik, tanpa politisasi, dan melalui saluran legal serta rasa hormat.
swipe

Presiden Nicolas Maduro pada Rabu (10/4) mengumumkan kesepakatan dengan Komite Palang Merah Internasional untuk membawa bantuan kemanusiaan ke Venezuela. Negara itu dulunya kaya, namun sekarang mengalami kekurangan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar seperti sabun dan tisu toilet.

Saat ekonomi negara kaya minyak itu ambruk, Maduro terkunci dalam perebutan kekuasaan dengan pemimpin oposisi yang juga diakui Amerika Serikat dan puluhan negara lainnya sebagai presiden sementara, Juan Guaido.

Melalui TV dan radio nasional, Maduro mengatakan bahwa pemerintahnya dan Palang Merah telah setuju untuk bekerja sama dengan badan-badan PBB untuk membawa masuk bantuan kemanusiaan.

Maduro telah berulang kali menyangkal bahwa Venezuela menderita krisis kemanusiaan. Dia menyalahkan sanksi AS atas kesengsaraan ekonominya.

Adapun Guaido menyalahkan ketidakmampuan pemerintah dan korupsi atas krisis di Venezuela.

Upaya mengirimkan bantuan sebelumnya gagal

Pada Januari, Guaido mencoba memelopori upaya untuk membawa sumbangan makanan dan obat-obatan dari Kolombia, Brasil, dan Pulau Curacao. Tetapi, upaya itu gagal karena tentara, yang setia kepada Maduro, memblokir pengiriman di perbatasan.

Maduro berpendapat bahwa membiarkan bantuan semacam itu, yang sebagian besar berasal dari AS, akan menjadi langkah pertama menuju intervensi AS.

Guaido mendesak militer untuk berhenti mendukung Maduro dan berpihak pada rakyat.

Maduro adalah seorang mantan sopir bus yang berhasil berkarier di bidang politik dan dia merupakan penerus yang dipilih sendiri oleh Hugo Chavez.

Dalam pengumumannya pada Rabu, Maduro mengatakan kampanye bantuan harus dikelola tanpa manuver politik, tanpa politisasi, dan melalui saluran legal serta rasa hormat.

Laporan internal PBB mengatakan, seperempat dari 30 juta warga Venezuela sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Perkiraan PBB mengatakan 3,7 rakyat Venezuela mengalami kekurangan gizi dan 22% anak-anak di bawah umur lima tahun menderita kekurangan gizi kronis.

Selain kekurangan makanan dan obat-obatan, Venezuela dibebani dengan hiperinflasi yang diperkirakan mencapai 10 juta persen tahun ini.

Pekan lalu, Palang Merah mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan, prihatin dengan dampak serius situasi di Venezuela terutama terhadap mereka yang tidak memiliki akses ke layanan dasar.

Pemerintah dibebani dengan penurunan pendapatan dari minyak dan pengasingannya dari pasar keuangan karena sanksi ekonomi AS.

Pada Rabu pula, AS meningkatkan tekanan terhadap Maduro. Wakil Presiden Mike Pence meminta PBB untuk mengakui Guaido sebagai pemimpin sah Venezuela. Kepada Dewan Keamanan PBB dia mengatakan, "Nicolas Maduro harus lengser."

Washington akan mengajukan rancangan resolusi PBB yang bertujuan untuk mengakui Guaido, mencabut kepercayaan utusan Venezuela untuk PBB yang dikirim rezim Maduro, serta menunjuk sosok yang diutus Guaido sebagai duta besar Venezuela untuk PBB.

"Sudah tiba waktunya bagi PBB utnuk mengakui presiden sementara Juan Guaido sebagai presiden Venezuela yang sah dan mendudukkan wakilnya di badan ini," kata Pence.

Serangan Pence itu dibalas Maduro. Sang presiden mengatakan bahwa Pence telah mempermalukan dirinya sendiri.

"Saya tidak dapat memahami kesombongannya, dan supremasi rasialnya," kata Maduro.

Maduro bertahan dengan dukungan dari Rusia dan China. Bulan lalu, Rusia mengirim sejumlah pasukan ke Caracas, meningkatkan ketegangan antara Washington dan Moskow.

Sementara itu, Donald Trump telah berulang kali menyampaikan bahwa semua opsi ada di meja, mengisyaratkan kemungkinan jalur intervensi langsung.

Menurut PBB, kolapsnya Venezuela telah mendorong lebih dari 3,4 juta orang mengungsi dari negara itu dan angka tersebut diperkirakan akan mencapai 5,3 juta pada akhir tahun ini. (AFP)

img
Khairisa Ferida
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan