Setelah bertahun-tahun melalui kritik dan kontroversi, Putri Mako dari kerajaan Jepang akhirnya akan menikahi mantan teman sekelasnya, Kei Komuro (warga biasa), pada bulan ini. Ia juga akan melepas status kerajaannya dan pindah ke Amerika Serikat, tempat Komuro bekerja sebagai pengacara, setelah menikah.
Badan Rumah Tangga Kekaisaran mengatakan, tanggal pernikahan sudah ditetapkan pada 26 Oktober. Awalnya, pasangan tersebut akan menikah pada 2018, tetapi harus ditunda setelah adanya laporan bahwa keluarga Komuro mengalami kesulitan keuangan.
Namun, Istana membantah alasan penundaan itu terkait dengan persoalan keuangan, meski Putra Mahkota Fumihito mengatakan masalah uang harus diselesaikan sebelum mereka menikah.
Menurut Badan Rumah Tangga Kekaisaran, Putri Mako mengalami gangguan stress pasca- trauma karena liputan media yang berlebihan mengenai dirinya dan keluarga Komura selama bertahun-tahun.
Putri Mako dikabarkan akan mengorbankan pembayaran lump-sum tradisional sebesar 150 juta Yen yang biasanya diberikan kepada anggota keluarga kerajaan setelah keberangkatan mereka. Jika dia melewatkan pembayaran dan ritus, itu akan membuatnya menjadi anggota wanita pertama dari keluarga kerajaan yang melakukannya.
Berdasarkan hukum Jepang, anggota keluarga kekaisaran perempuan akan kehilangan status mereka setelah menikah dengan orang yang bukan berasal dari bangsawan.
Kei Komuro menjadi sosok kontroversial, terutama saat kedatangannya di Tokyo dengan kuncir kuda yang memicu banyak komentar negatif. Penampilannya dianggap sebagai bukti bahwa dirinya tidak cocok untuk menikahi Putri Mako.
Tetapi para pendukung pasangan itu memberinya pujian karena bisa menahan kritik dan datang untuk bertunangan dengan anggota keluarga kerajaan negara itu.