close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Seniman Amerika Serikat, Courtney Mattison, di depan karyanya yang berjudul
icon caption
Seniman Amerika Serikat, Courtney Mattison, di depan karyanya yang berjudul "Confluence (Our Changing Seas V)" di Kedutaan Besar AS, Jakarta, Selasa (22/10). Alinea.id/Valerie Dante
Dunia
Selasa, 22 Oktober 2019 14:05

Aktivis AS dorong konservasi terumbu karang lewat karya seni

Mattison menyatakan, seni merupakan alat yang kuat dan ampuh untuk meningkatkan kesadaran mengenai konservasi.
swipe

Advokat laut dan seniman asal Los Angeles, Amerika Serikat, Courney Mattison, mencoba untuk mendorong konservasi terumbu karang melalui seni. Menggunakan medium keramik, mayoritas karya Mattison merupakan replika terumbu karang dalam ukuran besar.

Berdiri di depan salah satu karyanya setinggi delapan meter di Kedutaan Besar AS, Jakarta, Mattison mengatakan bahwa itu adalah bentuk perayaan atas keindahan sekaligus kerapuhan terumbu karang Indonesia.

"Saya berkesempatan untuk menjelajahi keindahan terumbu karang di sejumlah tempat seperti Raja Ampat, Pulau Komodo dan Bali. Minggu depan saya akan mengunjungi Alor. Terumbu karang di Indonesia menjadi inspirasi bagi karya seni saya," tutur Mattison dalam konferensi pers di Kedubes AS, Selasa (22/10).

Mattison menyatakan, seni merupakan alat yang kuat dan ampuh untuk meningkatkan kesadaran mengenai konservasi.

Karyanya yang terpampang di Kedubes AS bertajuk "Confluence (Our Changing Seas V)" memperlihatkan sejumlah terumbu karang warna-warni di tengah yang dikelilingi oleh terumbu karang berwarna putih.

"Selain terumbu karang yang sehat di tengah, ada juga terumbu karang yang memutih atau mengalami coral bleaching karena panasnya air laut akibat perubahan iklim," tutur wanita berusia 34 tahun itu.

Dia menyebut, ada banyak hal kecil yang dapat dilakukan untuk melindungi terumbu karang. Salah satunya adalah memperlambat perubahan iklim dengan menjaga asupan makanan seperti mengurangi makan daging dan ikan.

Polusi dari CO2 dan limbah plastik merupakan ancaman lain terhadap terumbu karang. Dia menganjurkan agar orang-orang mengurangi sampah pribadi dan rumah tangga untuk menjaga habitat terumbu karang.

"Namun, ancaman terbesar terumbu karang secara keseluruhan memang merupakan perubahan iklim. Kebijakan negara-negara perlu beradaptasi untuk memprioritaskan energi terbarukan," ujar dia. "Selain itu, butuh gerakan kebijakan global untuk melindungi terumbu karang."

Bekerja sebagai seniman selama delapan tahun, Mattison mengatakan bahwa dia sempat mengalami kesulitan dalam upaya menyampaikan pesan konservasi terumbu karang melalui seni.

"Setelah itu saya menyadari bahwa contoh terbaik untuk memvisualisasikan perubahan iklim sudah dilakukan oleh terumbu karang yang mengalami coral bleaching. Mereka kehilangan warna dan itu adalah transisi yang sangat jelas dan menyita perhatian. Dengan sendirinya, mereka meminta bantuan kita," jelas dia.

Lulusan Brown University itu memuji keindahan terumbu karang di Indonesia yang menurutnya paling beragam dan sehat dibandingkan tempat lain di dunia. Indonesia, jelasnya, berada di wilayah yang disebut Segitiga Terumbu Karang.

"Bahkan ilmuwan menyebut wilayah itu sebagai 'Hutan Amazon versi lautan'," ungkap dia.

img
Valerie Dante
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan