Presiden Hassan Rouhani pada Rabu (6/5) mengancam akan memberi respons menghancurkan jika Amerika Serikat melanjutkan rencana untuk memperpanjang embargo perdagangan senjata konvensional Iran, yang akan dicabut PBB pada akhir tahun ini.
Di bawah kesepakatan nuklir 2015, yang disepakati Iran dan kekuatan dunia lainnya, embargo senjata PBB akan berakhir pada Oktober.
AS, yang keluar dari kesepakatan nuklir 2015 pada 2018, mengatakan ingin memperpanjang embargo.
Dalam pidatonya pada Rabu, Presiden Rouhani mengulang kecaman lama atas keputusan AS untuk hengkang dari kesepakatan nuklir, menyebutnya kesalahan yang bodoh.
"Jika AS ingin kembali ke kesepakatan, mereka harus mencabut semua sanksi terhadap Teheran dan mengimbangi penerapan kembali sanksi," ujar Presiden Rouhani. "Iran akan memberi respons menghancurkan jika embargo senjata diperpanjang."
Iran telah berangsur-angsur membatalkan komitmennya di bawah kesepakatan nuklir 2015 sebagai respons atas keputusan hengkangnya AS, namun Teheran menginginkan pakta tersebut tetap ditempatnya.
Teheran telah mengkritik negara-negara Eropa karena dianggapnya gagal menyelamatkan pakta tersebut dengan melindungi ekonominya dari sanksi AS.
"Langkah-langkah Iran dapat dibalik jika pihak lain dalam kesepakatan memenuhi kewajiban mereka dan menjaga kepentingan Teheran di bawah pakta tersebut," imbuhnya.