Arab Saudi telah menyetujui pesawat komersial Israel melintasi wilayah udaranya dalam perjalanan ke Uni Emirat Arab (UEA). Kebijakan itu berlaku, setelah adanya pembicaraan antara pejabat Arab saudi dengan penasihat senior Gedung Putih, Jared Kushner dengan kantor berita Reuters dan media Israel yang telah melaporkan.
Kushner dan beberapa utusan dari Timur Tengah, Avi Berkowitz dan Brian Hook mengangkat masalah ini setelah mereka tiba di Arab Saudi. "Kami dapat mendamaikan masalah tersebut," kata seorang pejabat dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kepada Reuters, pada hari Senin (30/11).
Perjanjian tersebut hanya dibuat dalam beberapa jam sebelum penerbangan komersial pertama Israel ke UEA yang direncanakan pada Selasa pagi.
Penerbangan itu merupakan bagian dari kesepatakan normalisasi yang dicapai Israel tahun ini dengan UEA, Bahrain, dan Sudan.
Bahkan, UEA tentu telah memperoleh keuntungan dari normalisasi tersebut, termasuk Gedung Putih mendorong penjualan senjata, termasuk jet tempur canggih, ke negara Teluk.
"Ini harus menyelesaikan setiap masalah yang terjadi dengan operator Israel yang membawa orang-orang dari Israel ke UEA dan kembali dan ke Bahrain," kata pejabat Gedung Putih kepada Reuters.
Kushner dan timnya akan bertemu dengan amir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dan emir Kuwait pada akhir pekan ini. Salah satu tujuan perjalanan itu adalah untuk mencoba membujuk negara – negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC) untuk mengakhiri blokade tiga tahun Qatar.
Qatar telah berada di bawah blokade udara, darat, dan laut yang diberlakukan oleh anggota GCC Arab Saudi, UEA dan Bahrain, dan non-anggota GCC Mesir, sejak Juni 2017. Mereka memutuskan hubungan dengan Doha setelah mengklaim itu mendukung "terorisme".
Qatar dengan keras menolak tuduhan tersebut, dengan mengatakan “tidak ada pembenaran yang sah” untuk memutuskan hubungan. (Aljazeera)