Laporan The Guardian pada Selasa (21/1) menyebutkan bahwa ponsel pendiri Amazon Jeff Bezos diretas pada 2018. Peretasan itu terjadi setelah dia menerima pesan WhatsApp yang dikirim dari nomor pribadi Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman atau yang kerap disapa MBS.
Analisis forensik digital menyatakan, sangat mungkin bahwa peretasan itu dipicu oleh file video terinfeksi virus yang dikirim MBS. Virus itu diduga masuk ke dalam ponsel Bezos dan mengekstraksi sejumlah besar data dalam waktu beberapa jam.
Kedutaan Besar Arab Saudi di Amerika Serikat telah membantah tudingan peretasan ponsel Bezos.
"Laporan media baru-baru ini yang menyatakan bahwa Arab Saudi berada di belakang peretasan ponsel Jeff Bezos tidak masuk akal. Kami menyerukan penyelidikan atas klaim-klaim ini sehingga seluruh fakta terungkap," twit Kedubes Arab Saudi.
Sembilan bulan setelah peretasan itu diduga dilakukan, tabloid AS National Enquirer, mempublikasi artikel tentang kehidupan pribadi Bezos, termasuk rincian pesan teksnya.
Pascapublikasi National Enquirer pada Januari 2019, pakar forensik digital pun mulai memeriksa ponsel Bezos.
Tim keamanan Bezos sendiri tidak tinggal diam merespons laporan National Enquirer, yang turut menyinggung keterlibatan Bezos dengan wanita lain di luar hubungan pernikahannya. Penyelidikan yang mereka lakukan menemukan bahwa Arab Saudi telah mengakses dan memperoleh informasi pribadi tentang Bezos.
American Media Inc (AMI), perusahaan induk National Enquirer bersikeras bahwa mereka mendapat informasi pribadi tersebut dari saudara laki-laki kekasih gelap Bezos.
Baik Arab Saudi maupun AMI membantah terlibat dalam penerbitan artikel mengenai kehidupan pribadi Bezos.
Kepala tim keamanan Bezos, Gavin de Becker, pada Maret 2019 menuturkan bahwa dia telah memberikan rincian penyelidikan kepada otoritas penegak hukum. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut bagaimana Arab Saudi berhasil meretas ponsel miliarder tersebut.
Becker juga menyatakan bahwa berbulan-bulan sebelum berita mengenai kehidupan pribadi Bezos terbit, MBS tengah mempererat hubungan dengan CEO AMI David Pecker.
Sejumlah pakar Arab Saudi meyakini Bezos mungkin menjadi target peretasan karena kepemilikannya atas The Washington Post yang kerap mengkritik Arab Saudi. Di lain sisi, MBS diduga bertanggung jawab atas pembunuhan keji kolumnis The Post, Jamal Khashoggi.
Andrew Miller, ahli Timur Tengah, menilai bahwa jika Bezos benar menjadi sasaran MBS, maka itu mencerminkan lingkungan putra mahkota yang mengutamakan koneksi pribadi.
"MBS mungkin percaya jika dia 'memegang' sesuatu milik Bezos, maka dia dapat mengubah pemberitaan The Washington Post mengenai Arab Saudi. Jelas terlihat bahwa Arab Saudi tidak memiliki batasan terkait langkah yang rela mereka ambil demi melindungi MBS," tutur dia.
Kemungkinan bahwa Bezos menjadi sasaran Arab Saudi dinilai dapat menimbulkan dilema bagi Gedung Putih. Pasalnya, Donald Trump dan menantunya, Jared Kushner, telah mempertahankan hubungan dekat dengan MBS.
PBB dilaporkan akan segera merilis pernyataan terkait dugaan peretasan ponsel Bezos. Hal tersebut disampaikan oleh David Kaye, pelapor khusus PBB tentang kebebasan berpendapat dan berekspresi.
"Besok (Rabu), Agnes Callamard dan saya akan merilis pernyataan publik mengenai tuduhan peretasan yang sangat serius ini," twit Kaye merujuk pada laporan peretasan ponsel Bezos.
Agnes Callamard adalah pelapor khusus PBB tentang pembunuhan di luar proses hukum atau ekstrayudisial.
Dugaan bahwa calon Raja Arab Saudi memiliki keterlibatan pribadi dalam kasus ini disebut akan mengirimkan gelombang kejut dari Wall Street ke Silicon Valley,merusak upaya MBS memikat lebih banyak investor Barat ke Arab Saudi. (The Guardian dan Reuters)