close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
ilustrasi. foto Pixabay
icon caption
ilustrasi. foto Pixabay
Dunia
Jumat, 17 Desember 2021 16:13

AS beri sanksi untuk perusahaan & entitas pemerintah Cina atas pelanggaran terhadap muslim Uighur

AS mengatakan sanksi baru itu akan mencegah perusahaan-perusahaan Amerika menjual produk pada Akademi Ilmu Kedokteran Militer China.
swipe

Pemerintah Amerika Serikat hari Kamis (16/12) menjatuhkan sanksi baru terhadap beberapa perusahaan bioteknologi, teknologi pemindaian, dan entitas pemerintah Cina karena dugaan pelanggaran hak asasi manusia terhadap kelompok minoritas Muslim Uighur di provinsi Xinjiang, di bagian barat negara tersebut.

Melansir VOA, pemerintahan Biden mengatakan sanksi baru itu akan mencegah perusahaan-perusahaan Amerika menjual produk pada Akademi Ilmu Kedokteran Militer China dan sebelas lembaga penelitiannya yang mengembangkan bioteknologi. Pemerintah Amerika mengatakan Cina menggunakan bioteknologi untuk menindas warga Uighur.

Cina menyangkal hal ini dan mengatakan tindakan keamanan apapun terhadap Uighur adalah untuk mencegah terorisme. “Kinerja ilmiah bioteknologi dan inovasi medis dapat menyelamatkan nyawa. Sayangnya Cina memilih untuk menggunakan teknologi-teknologi ini untuk mengontrol rakyatnya dan menindas anggota kelompok etnis dan agama minoritas,” ujar Menteri Perdagangan Gina Raimondo seperti dilansir Jumat (17/12).

Ditegaskan bahwa Amerika tidak dapat membiarkan komoditas, teknologi, dan piranti lunak dari negara mereka apalagi yang mendukung ilmu kedokteran dan inovasi bioteknik dialihkan penggunaannya pada hal-hal yang bertentangan dengan keamanan nasional Amerika. Langkah ini diambil beberapa hari setelah pemerintah Amerika mengumumkan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Beijing karena pelanggaran HAM yang dilakukan kepada muslim Xinjiang.

Gedung Putih juga mengatakan pihaknya mendukung RUU yang akan melarang impor barang-barang yang dibuat di Xinjiang, kecuali Cina dapat membuktikan bahwa barang-barang itu tidak dibuat dengan sistem kerja paksa di kamp pemusatan.

img
Nadia Lutfiana Mawarni
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan