Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengunjungi Indonesia dalam lawatannya ke Asia Tenggara sejak Senin (13/12). Setelah bertemu Presiden Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi Blinken menyampaikan pidato di Universitas Indonesia di Depok, Selasa (14/12),
Mengutip Reuters, Antony Blinken berpidato tentang hubungan Amerika Serikat dan Indo-Pasifik. Dia menegaskan komitmen Amerika Serikat bekerja sama dengan para mitra dalam mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
“Kita semua memiliki kepentingan untuk memastikan bahwa kawasan yang paling dinamis di dunia ini terbebas dari pemaksaan dan dapat diakses oleh semua pihak,” kata Blinken.
Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka menjadi sesuatu yang akan berkontribusi terhadap kesejahteraan seluruh masyarakat di kawasan, termasuk warga Amerika Serikat.
“Sejarah menunjukkan bahwa saat kawasan yang luas ini bebas dan terbuka, Amerika menjadi lebih aman dan sejahtera,” ujarnya.
Tak hanya dengan para mitra di kawasan, menurut Blinken, AS juga bekerja sama kelompok-kelompok pendukung transparansi dan anti korupsi, jurnalis investigatif, dan lembaga-lembaga think-tank. Di sisi lain, AS menentang pemimpin-pemimpin negara yang tidak menghormati hak pihak-pihak lain.
“Saya tekankan bahwa tujuan membela tatanan berdasarkan peraturan adalah bukan untuk menekan negara tertentu, namun melindungi hak semua negara agar dapat memilih jalan sendiri. Bebas dari tekanan, bebas dari intimidasi,” katanya.
Sebelumnya dalam pertemuan bersama Jokowi dan Retno Marsudi Blinken mengaku ingin memperkuat hubungannya dengan Indonesia, apalagi Indonesia adalah negara yang strategis bagi Washington. Retno menyebutkan Amerika Serikat tertarik bermitra dalam bidang infrastruktur.
“Komitmen AS sangat terlihat soal ini,” ujar Retno.
Pasalnya Asia Tenggara menjadi panggung kunci untuk persaingan antara Amerika Serikat dan Cina, untuk itu Biden berusaha lebih keras untuk berkomitmen kembali dengan negara-negara yang sebelumnya mempertanyakan komitmen AS di era pemerintahan Donald Trump. Apalagi momentum presidensi G-20 di mana Indonesia menjadi tuan rumah menjadi kesempatan yang baik untuk Amerika Serikat menyatakan dukungannya. G-20 menjadi langkah yang baik mewujudkan kepemimpinan Indo-Pasifik dan menegakkan hak asasi manusia selain isu pandemi dan krisis iklim yang juga dibahas.