Negosiator perdagangan utama Amerika Serikat (AS) dan China mengadakan pembicaraan dalam pertemuan pertama mereka di bawah kepresidenan Joe Biden.
Perwakilan Dagang AS, Katherine Tai, dan Wakil Perdana Menteri China, Liu He, mengadakan pertemuan virtual pada Rabu (26/5) untuk membahas berbagai hal. Keduanya mengatakan, pertemuan membahas pentingnya hubungan perdagangan antara Washington dan Beijing.
Pembicaraan tersebut menyusul sikap agresif pemerintahan mantan Presiden AS, Donald Trump, terhadap China yang mengakibatkan perang dagang berlarut-larut.
Kantor Perwakilan Dagang AS menuturkan, Tai dan Liu membahas prinsip-prinsip panduan dari kebijakan perdagangan dan tinjauannya yang sedang berlangsung tentang hubungan perdagangan AS-China.
Kedua belah pihak menyatakan, telah setuju melanjutkan negosiasi. Sementara itu, Kementerian Perdagangan China mengatakan, keduanya mengadakan diskusi yang jujur, pragmatis, dan konstruktif dengan sikap kesetaraan dan saling menghormati.
Kemendag China menambahkan, pihaknya dan AS mencatat adanya perkembangan perdagangan bilateral yang sangat penting.
Menjelang pembicaraan, Tai kepada kantor berita Reuters mengatakan, AS masih menghadapi tantangan besar dalam hubungan perdagangannya dengan China.
Perang dagang yang pahit di bawah masa pemerintahan Trump mengakibatkan penerapan tarif pada berbagai barang yang diperdagangkan antara AS dan China.
Dua ekonomi terbesar dunia tersebut kemudian menandatangani apa yang disebut perjanjian "fase 1" pada Januari 2020.
Dalam pakta itu, Beijing berjanji meningkatkan pembelian produk dan layanan AS setidaknya US$200 miliar selama 2020-2021.
Tai mengatakan, dia akan meninjau apakah persyaratan kesepakatan tersebut telah dipenuhi Beijing. Pasalnya, beberapa pakar menilai, China tak mampu menanggung 40% kesepakatannya untuk membeli barang-barang dari AS.
Sejauh ini, Presiden Biden belum melunakkan sikap keras AS terkait perdagangan terhadap Beijing. Presiden Biden bersikeras, tarif yang ada akan dipertahankan untuk saat ini karena berupaya meningkatkan ekonomi AS yang terpukul keras pada awal pandemi Covid-19.
Beijing juga tetap memberlakukan bea atas beberapa impor dari Washington. China menjadi satu-satunya ekonomi besar yang mencatat pertumbuhan pada perdagangan global pada 2020 karena menjadi negara pertama yang keluar dari pandemi (BBC).