Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengumumkan upaya untuk melakukan tekanan ekonomi dan diplomatik terhadap Iran. Itu sebagai upaya negosiasi untuk mencapai kesepakatan yang lebih baik demi menegosiasi ulang nuklir Iran.
Direktur Perencanaan Kebijakan Departemen Luar Negeri AS Brian Hook mengungkapkan, Iran merupakan negara normal dan harus memenuhi 12 tuntutan AS agar tidak mendapatkan sanksi Washington.
“Negara normal tidak meneror negara lain, menghancurkan misil, dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya,” ucap Hook seperti dilansir Al Jazeera pada Selasa (3/7). “Strategi ini bukan berkaitan dengan perubahan rezim. Ini menyangkut perubahan sikap kepemimpinan Iran untuk menyesuaikan dengan keinginan rakyat Iran,” tuturnya.
Departemen Luar Negeri AS menegaskan, sanksi baru itu disebut sebagai serangan balik dan akan mulai diberlakukan pada 4 Agustus mendatang. Sanksi itu akan menarget sektor otomotif, perdagangan emas, dan ekspor metal lainnya.
Sanksi kedua dari Washington akan diberlakukan pada 6 November. Itu akan menyasar sektor energi dengan fokus transaksi terkait minyak, dan rencana untuk memblokade transaksi bank sentral Iran.
Langkah tersebut hanya berselang dua bulan setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan Washington menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran.
Para pejabat AS menyerukan negara lain juga menghentikan impor minyak Iran ketika sanksi itu diberlakukan terhadap Teheran. Washington mengajak aliansinya di Eropa, Asia, dan Timur Tengah untuk memperkuat sanksi demi menekan Iran.
Hook berencana bertemu dengan aliansi AS di Eropa seperti Inggris, Prancis, Jerman pada akhir pekan ini untuk berdiskusi tentang Iran. Dia juga mengatakan para pejabat Departemen Keuangan akan berkunjung ke negara Teluk dalam beberapa hari mendatang.
“Tujuan utama AS agar banyak negara menurunkan impor Iran hingga nol,” tegas Hook. “Kami ingin menekan rezim Iran dengan mengurangi pendapatan minyak mentah hingga nol,” paparnya.
AS, kata Hook, juga akan meminimalisir kekacauan di pasar global agar tidak ada kekurangan pasokan minyak global. Dia memaparkan lebih dari 40 perusahaan internasional sepakat untuk meninggalkan pasar Iran di bidang energi dan keuangan. “Kita bersama negara lain dan perusahaan di seluruh dunia akan menjadikan ekonomi Iran terpukul hingga rezim Iran mengganti kebijakan yang meresahkan,” kata Hook.
Langkah AS disambut baik Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al Saud pada akhir pekan lalu. Raja Salman berjanji akan meningkatkan produksi minyak hingga dua juta barel per hari. Trump mengatakan peningkatan produksi minyak Saudi akan menggantikan pasokan minyak dari Iran.