Pemerintah Israel yang baru pada Minggu (27/6) menjanjikan kerja sama yang erat dengan Amerika Serikat. Namun, Israel tetap menyatakan keberatan terkait upaya Washington untuk bergabung kembali dalam kesepakatan nuklir 2015 (JCPOA), yang bertujuan untuk mengekang program nuklir Iran.
Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu di Roma dalam pertemuan tatap muka pertama mereka sejak pemerintah koalisi baru mengambil alih kekuasaan di negara Yahudi tersebut.
Menjelang pembicaraan mereka, Lapid mengakui bahwa dalam beberapa tahun terakhir, kedua pihak telah membuat kesalahan dalam hubungan mereka.
Dia menyebut, mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kerap menyelaraskan dirinya dengan mantan Presiden AS Donald Trump dan Partai Republik di Kongres AS, kadang-kadang dengan mengesampingkan hubungan dekat dengan para pejabat dari Partai Demokrat.
"Kedudukan bipartisan Israel ternodai. Kami akan memperbaiki kesalahan itu bersama-sama," ungkap Lapid.
Lapid mengatakan, dia telah berbicara dengan pejabat Demokrat dan Republik sejak menjabat.
Lebih lanjut, Menlu Lapid menuturkan, dia telah mengingatkan mereka semua bahwa Israel dan AS memegang nilai dasar yang sama yakni kebebasan, demokrasi, pasar bebas, dan mendorong perdamaian.
Dalam pertemuan di Roma, Menlu Blinken mencatat bahwa meskipun pemerintahan Presiden Joe Biden baru berusia lima bulan dan pemerintahan Perdana Menteri Naftali Bennett berumur dua minggu, hubungan kemitraan AS-Israel ke depannya akan langgeng.
Dalam pertemuan dengan Blinken pada Minggu, Lapid tidak merinci keberatan Israel terhadap AS yang berupaya bergabung kembali dalam JCPOA.
Pada 2018, Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir tersebut, dengan alasan bahwa JCPOA tidak cukup keras terhadap Iran.
Trump kemudian menerapkan kembali sanksi ekonomi terhadpa Teheran.
Presiden Biden tengah berupaya untuk bergabung kembali dengan Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan China dalam JCPOA untuk memblokir Iran mengembangkan senjata nuklir.
Iran bersikeras bahwa pihaknya mempertahankan program nuklirnya hanya untuk tujuan damai.
"Israel memiliki beberapa keberatan serius tentang kesepakatan nuklir Iran yang dibuat di Wina," kata Lapid.
Menlu Lapid menambahkan bahwa dia akan menyampaikan keberatan Israel kepada pemerintah AS.
Blinken dan Lapid juga membahas kesepakatan normalisasi Israel dengan negara-negara Arab, serta kebutuhan bantuan kemanusiaan bagi warga di Jalur Gaza setelah hampir dua minggu pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hamas pada Mei.