close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menlu Iran Mohammad Javad Zarif. Instagram/@jzarif_ir
icon caption
Menlu Iran Mohammad Javad Zarif. Instagram/@jzarif_ir
Dunia
Kamis, 01 Agustus 2019 10:36

AS jatuhkan sanksi terhadap Menlu Iran

AS menggambarkan Mohammad Javad Zarif sebagai juru bicara utama rezim Iran.
swipe

Kementerian Keuangan Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadap Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif. Sanksi tersebut membekukan aset Zarif di Negeri Paman Sam atau asetnya akan dikendalikan oleh entitas AS.

"Javad Zarif mengimplementasikan agenda sembrono Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei," sebut Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.

Mnuchin menggambarkan Zarif sebagai juru bicara utama rezim Iran. 

"AS mengirim sebuah pesan yang jelas kepada rezim Iran bahwa perilaku mereka belakangan ini tidak dapat diterima ... Pada saat rezim Iran memblokir akses rakyat Iran ke sosial media, Menlu Javad Zarif menyebarkan propaganda dan disinformasi ke seluruh dunia lewat media-media ini," ungkap Mnuchin.

Ketegangan antara AS dan Iran menguat sejak terpilihnya Donald Trump yang menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir 2015 yang disepakati di bawah pemerintahan Barack Obama. 

Para penandatangan kesepakatan yang tersisa, China, Prancis, Jerman, Rusia dan Inggris telah mengkritik keputusan Trump dan menekankan bahwa mereka tetap berkomitmen penuh pada pakta tersebut.

Tidak sampai di situ saja, Trump bahkan menerapkan kembali seluruh sanksi yang sebelumnya dicabut, menghilangkan seluruh manfaat yang seharusnya didapatkan Iran karena telah mematuhi kesepakatan nuklir 2015.

Iran membalas kebijakan unilateral AS dengan secara bertahap mengurangi kepatuhannya pada kesepakatan nuklir 2015.

Belakangan, berkembang kekhawatiran bahwa konflik keduanya dapat memasuki dimensi militer menyusul serangkaian insiden di kawasan Teluk.

Pada Rabu (31/7), AS memperpanjang keringanan yang memungkinkan Rusia, China dan sejumlah negara Eropa melanjutkan kerja sama nuklir sipil dengan Iran.

Penasihat keamanan Gedung Putih John Bolton pada Rabu mengatakan bahwa perpanjangan itu hanya berlaku 90 hari. 

"Kami mengamati kegiatan itu dengan sangat, sangat ketat," tutur Bolton yang digambarkan seorang hawkish.

Respons Zarif

Zarif mengatakan bahwa sanksi AS tidak akan berpengaruh pada dirinya atau keluarganya, "Karena saya tidak memiliki properti atau kepentingan di luar Iran."

"Terima kasih telah mencap saya sebagai ancaman besar bagi agenda kalian," twit Zarif.

Pekan lalu, pembicaraan dilangsung di Wina, Austria, untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015. Setelah bertatap muka dengan perwakilan dari Inggris, Prancis, Jerman, Rusia dan China, seorang pejabat senior Iran menuturkan bahwa suasana pertemuan konstruktif. Namun, belum ada kemajuan yang diumumkan.

Iran tidak hanya tegang dengan AS, namun juga dengan Inggris. Kedua negara terlibat saling sita tanker minyak setelah pasukan Inggris menangkap tanker Grace 1 milik Iran di Gibraltar.

Inggris menuding Grace 1 melanggar sanksi Uni Eropa dengan mengirim minyak ke Suriah.

Beberapa hari setelah insiden itu, giliran Iran yang menangkap Stena Impero, tanker minyak berbendera Inggris. Teheran menyatakan bahwa tanker itu melanggar aturan maritim internasional.

Imbas dari ketegangan dengan Iran, Inggris mengirim dua kapal perang untuk mengawal kapal-kapalnya berlayar melintasi Selat Hormuz.

img
Khairisa Ferida
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan