Seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat pada Selasa (15/10) memperingatkan Guatemala bahwa mereka harus mencapai kesepakatan dengan Washington untuk menerima pencari suaka dari negara lain agar mendapat manfaat dari rencana pembangunan ekonomi regional.
Presiden terpilih Guatemala Alejandro Giammattei menolak keras gagasan tersebut, meski pemerintahan Jimmy Morales yang akan segera berakhir masa tugasnya mencapai kesepakatan terkait itu pada Juli.
Pemerintahan Donald Trump telah meminta bantuan dari Meksiko dan negara-negara di Amerika Tengah untuk mengurangi lonjakan imigrasi.
"Guatemala harus menyetujui Safe Third Country Agreement jika berharap mendapat manfaat dari rencana pembangunan ekonomi bagi Meksiko dan Amerika Tengah, America Crece," tutur Mauricio Claver-Carone, seorang asisten khusus Trump dan direktur senior untuk urusan Belahan Barat di Kementerian luar Negeri AS.
"Tentu saja, perjanjian ini adalah syarat untuk berpartisipasi dalam rencana pertumbuhan ekonomi. Jika karena alasan apa pun Presiden Giammattei memutuskan tidak berpartisipasi dalam perjanjian itu, dia akan kehilangan peluang besar untuk mengembangkan ekonomi Guatemala."
Komitmen ekonomi AS lewat America Crece, yang direncanakan melibatkan El Salvador, Honduras, Meksiko dan Guatemala akan diumumkan pada awal tahun depan.
Dalam beberapa bulan terakhir, AS telah mengancam dengan tarif atau sanksi ekonomi untuk menekan tetangganya di selatan agar berbuat lebih banyak terkait isu imigrasi.
AS telah mencapai setidaknya perjanjian awal dengan Honduras dan El Salvador. Sebagian besar peningkatan imigrasi selama dua tahun terakhir datang dari dua negara itu bersama dengan Guatemala, masing-masing dari mereka miskin dan masuk dalam daftar negara dengan tingkat pembunuhan tertinggi di dunia.
Menurut Claver-Carone, para pejabat AS telah berbicara dengan Giammattei. Dia menyebut presiden terpilih itu sebagai sosok yang memiliki kepemimpinan yang hebat.