close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Pixabay
icon caption
Ilustrasi. Pixabay
Dunia
Kamis, 25 November 2021 08:40

AS luncurkan pesawat antariksa untuk tabrak asteroid agar tak menghantam Bumi

Dart kemudian akan menabrak Dimorphos dengan kecepatan sekitar 15.000 mph (24.140 km/jam).
swipe

Lembaga antariksa Amerika Serikat NASA di California berhasil meluncurkan pesawat antariksa yang bermisi menabrak asteroid agar tidak menghantam bumi Selasa (23/11) malam waktu setempat. Peluncuran pesawat itu adalah bagian dari misi NASA untuk mendemonstrasikan sistem pertahanan bumi pertama di dunia yang dirancang untuk membelokkan asteroid dari jalurnya menabrak bumi.

Dilansir BBC, pesawat antariksa yang diberi nama Pesawat Dart ini meluncur Selasa (23/11) pukul 22.21 waktu Amerika Serikat dari Pangkalan Angakatan Ruang Angkasa Amerika Serikat. Pesawat dibawa dengan roket Falcon 9 milik Space X. Pesawat akan menabrak objek yang disebut Dimorphos untuk melihat seberapa besar kecepatan dan jalurnya dapat diubah.

Setelah Dart diluncurkan, pertama-tama ia akan lepas dari gravitasi Bumi, mengikuti orbitnya sendiri mengelilingi matahari.Pesawat itu kemudian akan dua asteroid dalam satu orbit saat mendekat dalam jarak 6,7 juta mil dari Bumi pada September 2022. Dart kemudian akan menabrak Dimorphos dengan kecepatan sekitar 15.000 mph (24.140 km/jam). Tabrakan itu akan mengubah kecepatan objek menjadi sepersekian milimeter per detik dan pada gilirannya akan mengubah orbit di sekitar asteroid.

Jika bongkahan puing kosmik berukuran beberapa ratus meter itu bertabrakan dengan bumi, akan ada ancaman kehancuran seluas benua. "Dart hanya akan mengubah periode orbit Dimorphos dalam jumlah kecil. Dan hanya itu yang diperlukan jika asteroid sudah ditemukan sebelumnya," kata Kelly Fast, dari kantor koordinasi pertahanan planet NASA.

Asteroid diibaratkan bongkahan-bongkahan bangunan sisa tata surya yang sebenarnya tidak membawa ancaman kepada bumi. Namun, ketika jalur batu ruang angkasa yang mengelilingi matahari berpapasan dengan jalur bumi maka kedua objek itu bisa bertemu pada saat yang sama dan tabrakan dapat terjadi.

Pesawat Dart akan menargetkan sepasang asteroid yang mengorbit dekat satu sama lain atau disebut sebagai biner. Objek terbesar, yang disebut Didymos, berukuran sekitar 780 meter, sedangkan pendampingnya yang lebih kecil atau Dimorphos lebarnya sekitar 160 meter. Objek seukuran Dimorphos bisa meledak dengan energi berkali-kali lipat dari bom nuklir biasa, menghancurkan daerah berpenduduk dan menyebabkan puluhan ribu korban. Asteroid dengan diameter 300 meter dan lebih besar dapat menyebabkan kehancuran di seluruh benua, sedangkan yang lebih besar dari 1 km akan menghasilkan efek di seluruh dunia.

"Lebih banyak asteroid kecil daripada yang besar, jadi ancaman asteroid yang paling mungkin kita hadapi-jika harus menghadapinya-mungkin berasal dari asteroid seukuran ini," kata Tom Statler, ilmuwan program misi di NASA.

Pada 2005, Kongres AS mengarahkan NASA untuk menemukan dan melacak 90% asteroid dekat bumi yang lebih besar dari 140 meter. Tidak ada asteroid yang dikenal dalam kategori ini yang menimbulkan ancaman langsung ke bumi, tetapi hanya sekitar 40% dari objek tersebut yang benar-benar ditemukan.

img
Nadia Lutfiana Mawarni
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan