close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menaiki Air Force One saat ia akan berangkat dari Joint Base Andrews di Maryland, Amerika Serikat./AntaraFoto
icon caption
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menaiki Air Force One saat ia akan berangkat dari Joint Base Andrews di Maryland, Amerika Serikat./AntaraFoto
Dunia
Rabu, 09 Mei 2018 09:20

AS menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran, Rusia kecewa

Gedung Putih bersikeras mengambil keputusan itu, kendati Trump mengakui dalam pidatonya bahwa Iran telah mematuhi kesepakatan.
swipe

Amerika Serikat akan menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran, yaitu perjanjian bersejarah yang dicapai pada 2015.

Keputusan itu diungkapkan Presiden Donald Trump dalam pidatonya, seperti dilansir Antara di Washington, Selasa (7/5)

Trump mengulang sikap tegasnya soal kesepakatan tersebut, yang dianggapnya gagal mencegah Iran mengembangkan senjara nuklir atau mendukung terorisme di kawasan.

Gedung Putih bersikeras mengambil keputusan itu, kendati Trump mengakui dalam pidatonya bahwa Iran telah mematuhi kesepakatan.

Setelah itu, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan dalam pengumuman bahwa Amerika Serikat akan bekerja sama dengan sekutu untuk menemukan penyelesaian yang nyata, lengkap dan abadi terhadap ancaman Iran. 

"Upaya kita lebih luas dari sekedar ancaman nuklir dan kita akan bekerja sama dengan mitra-mitra kita untuk melenyapkan ancaman program peluru kendali balistik Iran, menghentikan kegiatan terorismenya di seluruh dunia dan menghadang kegiatan-kegiatannya yang bermuatan ancaman di seluruh Timur Tengah dan di luar kawasan," papar Mike.

Saat membangun upaya global ini, tambah Mike, sanksi akan diterapkan secara penuh dan akan memperingatkan rezim Iran soal pengucilan diplomatik dan ekonomi. sebagai akibat dari kegiatannya yang 'gegabah dan ganas'. 

Sementara, Kementerian luar negeri Rusia "sangat kecewa" dengan keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran. Demikian isi pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri yang dikeluarkan pada Selasa.

"Tidak ada, dan tidak bisa, dasar untuk merusak rencana aksi komprehensif bersama (JCPOA). Rencana itu telah menunjukkan kedayagunaannya secara penuh," kata kementerian.

Amerika Serikat dinilai telah meremehkan kepercayaan internasional pada Badan Energi Atom Internasional. Kendagitu begitu, kementerian mengatakan pihaknya terbuka untuk menjalin kerja sama lebih lanjut dengan para anggota kesepakatan Iran lainnya dan akan terus secara aktif membangun hubungan bilateral dengan Teheran.

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan