close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Direktur Regional World Food Programme (WFP) untuk Timur Tengah Muhannad Hadi dalam diskusi 'A Fight for Food Security: Navigating Humanitarian Responses in the Middle East' di Bengkel Diplomasi Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Mayapada, Jaka
icon caption
Direktur Regional World Food Programme (WFP) untuk Timur Tengah Muhannad Hadi dalam diskusi 'A Fight for Food Security: Navigating Humanitarian Responses in the Middle East' di Bengkel Diplomasi Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Mayapada, Jaka
Dunia
Kamis, 24 Januari 2019 10:35

AS pangkas bantuan pangan ke Palestina, WFP: Itu keputusan politik

Pemangkasan pendanaan oleh AS untuk PBB berdampak pada anggaran WFP untuk membantu Palestina.
swipe

Direktur Regional World Food Programme (WFP) untuk Timur Tengah Muhannad Hadi menilai bahwa keputusan Amerika Serikat untuk memangkas pendanaan bagi PBB merupakan tindakan yang didasari motivasi politik.

Pemangkasan pendanaan itu berdampak pada anggaran WFP, salah satu perpanjangan tangan PBB yang bergerak di bidang kemanusiaan dan menangani kelaparan serta mempromosikan ketahanan pangan.

Keputusan politik yang menguntungkan negara tersebut, tutur Hadi, justru merugikan WFP yang memang tidak berpihak kepada kubu politik mana pun.

"Sedangkan WFP tidak berpolitik, kami adalah lembaga kemanusian, bukan lembaga yang berafiliasi secara politik," tutur Hadi dalam diskusi 'A Fight for Food Security: Navigating Humanitarian Responses in the Middle East' di Bengkel Diplomasi Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Mayapada, Jakarta, Rabu (23/1).

Akibat kekurangan dana, lanjutnya, WFP harus mengurangi program sosial dan bantuan pangan mereka di Palestina, terutama di Jalur Gaza.

"Kami harus mengurangi banyak bantuan, jumlah orang yang kami bantu, dan menurunkan kualitas makanan yang kami berikan kepada mereka," jelasnya.

Selama enam bulan terakhir, Hadi dan timnya berusaha mengumpulkan dana bagi rakyat Palestina demi menutup kekurangan dana akibat pemotongan donasi AS. WFP telah menyambangi pemerintah maupun sektor swasta di sejumlah negara seperti Jepang, China, Korea, dan beberapa negara Eropa untuk meminta bantuan.

"Kami menjangkau donatur baru dan berusaha sebaik mungkin untuk memastikan program kemanusiaan kami tidak terpengaruh. Sejauh ini situasinya dapat dibilang kritis tetapi kami berharap akan mendapatkan dukungan," tutur Hadi.

Hadi menyebut, WFP membutuhkan dana sekitar US$52 juta hingga akhir 2019 khusus untuk mendanai kegiatan mereka di Palestina. Sejauh ini, WFP sudah berhasil mengulur waktu dan terus menjalankan program mereka berkat sumbangan yang mereka terima.

"Kami seperti hidup dari tangan ke mulut. Program untuk Jalur Gaza itu seharusnya dihentikan pada September, tetapi kami berhasil mengulur waktu hingga Oktober, November, bahkan hingga Januari 2019. Sekarang kami sudah berhasil mendapatkan dana untuk operasional Februari," ungkapnya. "Jika kami tidak punya uang, orang akan mati. Maka WFP harus menemukan cara untuk mendatangkan dana dan memberi makan orang-orang, kami tidak punya pilihan lain."

Laporan Al Jazeera pada 13 Januari menyebutkan, PBB telah menangguhkan dan mengurangi bantuan pangan bagi sekitar 27.000 warga Palestina di Tepi Barat sejak awal 2019.

Sementara di Jalur Gaza, 110.000 warga hanya menerima 80% bantuan dari jumlah biasanya. Padahal pada 2018, WFP menyalurkan bantuan kepada 250.000 warga Gaza dan 110.000 di Tepi Barat.

img
Valerie Dante
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan