Dorong pembangunan, AS-RI teken kerangka kerja sama US$650 juta

Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dan pemerintah Indonesia, diwakili Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), menyepakati kerangka kerja sama pembangunan bilateral (BDCF) senilai US$650 juta.

Melalui BDCF, USAID akan bekerja sama dengan pemerintah dan mitra nonpemerintah Indonesia untuk meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan, mengentaskan kemiskinan ekstrem, serta memperkuat kemandirian Indonesia.

"USAID terus bekerja bersama para mitra di Indonesia untuk mewujudkan tujuan utama pembangunannya," jelas Direktur USAID Indonesia, Ryan Washburn, dalam keterangan tertulis, Jumat (24/7).

Untuk mencapai kemakmuran dan keamanan bersama, menurutnya, kerangka kerja sama pembangunan yang ditandatangani menjadi dasar pelaksanaan kegiatan bersama di berbagai sektor, termasuk kesehatan masyarakat dan penanganan berkelanjutan dalam mengatasi pandemi coronavirus baru (Covid-19).

Dia menyebutkan, kerangka kerja sama menandai tonggak sejarah baru antara USAID dan Indonesia yang akan memperkuat kemitraan jangka panjang.

Melalui investasi berdasarkan hasil yang ingin dicapai, USAID bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk memperkuat demokrasi yang adil dan bertanggung jawab, memperluas layanan dasar, serta meningkatkan kesejahteraan dan keamanan kedua negara. Diklaim sejalan dengan visi pembangunan Indonesia dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Pemerintah AS telah menginvestasikan lebih dari US$5 miliar dalam bentuk bantuan pembangunan selama 20 tahun terakhir. Dari jumlah tersebut, US$1 miliar lebih di antaranya untuk bidang kesehatan.

Sejak 1950, Washington, melalui USAID dan lembaga-lembaga pendahulunya, telah bermitra untuk mengembangkan berbagai solusi pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, tata kelola pemerintahan, kesetaraan gender, pertumbuhan ekonomi, serta lingkungan hidup.