Pemerintahan Donald Trump mengklaim tengah mempersiapkan paket bantuan ekonomi bagi Venezuela jika sewaktu-waktu rezim Nicolas Maduro jatuh.
Larry Kudlow, direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, mengungkapkan garis besar rencana tersebut pada Rabu (3/4) ketika dia meminta Maduro mundur dan mengizinkan Juan Guaido, pemimpin oposisi yang diakui Amerika Serikat sebagai presiden sementara, mengambil alih kursi kepemimpinan.
Rencana paket bantuan komprehensif untuk Venezuela datang ketika Presiden Trump memangkas bantuan ke negara-negara lain termasuk Guatemala, Honduras, dan El Salvador karena frustasi atas kebijakan migrasi mereka.
"Kami memiliki banyak rencana untuk merevitalisasi ekonomi Venezuela," kata Kudlow. "Itu akan menjadi sebuah rencana penyelamatan, sebuah rencana restrukturisasi."
Venezuela telah lumpuh selama bertahun-tahun oleh hiperinflasi dan keterpurukan ekonomi yang memicu jutaan rakyatnya mengungsi ke Kolombia dan negara-negara lain. Krisis politik yang ditandai dengan pengakuan Guaido sebagai presiden sementara oleh AS dan sekutunya pada Januari semakin memperparah kondisi tersebut.
Kudlow menjelaskan bahwa pemerintah AS berkoordinasi dengan sejumlah bank regional di Amerika Selatan dan IMF mengenai rencana untuk menstabilkan ekonomi Venezuela yang tertatih-tatih. Kementerian Keuangan, Dewan Ekonomi Nasional, dan Dewan Keamanan Nasional, menurutnya, berniat untuk menggunakan teknologi seperti ponsel dan aplikasi untuk membawa dolar AS masuk ke Venezuela.
"Ada banyak cara pintar untuk mendapat uang tunai di sana," kata Kudlow. "Dan uang tunai itu bukan bolivar, melainkan dolar."
Gedung Putih tidak memberi rincian lebih lanjut tentang paket ekonominya.
Dalam beberapa bulan terakhir, AS telah memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Venezuela sebagai bagian dari kampanye untuk menggulingkan pemerintah Maduro yang didukung Rusia.
Pada Maret, Trump memperingatkan bahwa Rusia harus angkat kaki dari Venezuela. Pernyataan tersebut muncul setelah dua pesawat Rusia yang mengangkut personel militer tiba di Caracas.
Kudlow juga mengatakan pada Rabu bahwa sanksi baru kemungkinan akan ditempatkan pada Venezuela sebagai upaya untuk menekan Maduro.
Rusia sendiri sudah menawarkan untuk mengirimkan bantuan berupa makanan dan obat-obatan kepada pemerintah Maduro menyusul meningkatnya harga barang-barang dan pemadaman listrik yang meluas.
Bulan lalu, pemerintah Venezuela telah mengizinkan Palang Merah mendistribusikan bantuan yang dapat membantu meringankan krisis kemanusiaan.
Partai Republik dan Demokrat di Kongres telah menyatakan dukungan bagi upaya membantu menghidupkan kembali ekonomi Venezuela.
Seruan protes
Sementara itu, Guaido telah memperbarui seruannya untuk menggelar unjuk rasa antipemerintah yang rencananya akan berlangsung pada Sabtu (6/4), tidak lama setelah kekebalannya sebagai anggota parlemen dilucuti. Dia menjuluki aksi itu sebagai "Operación Libertad" atau Operation Freedom.
"Mereka berpikir bahwa dengan menyerang kita, mereka dapat mengakhiri harapan, tetapi ... mereka tidak akan menghentikan kita. Kita akan memberikan segalanya bagi Venezuela," twit Guaido.
Dengan dicabutnya kekebalan Guaido, politikus berusia 35 tahun sewaktu-waktu dapat ditangkap.
Di bawah konstitusi Venezuela, anggota parlemen tidak dapat ditangkap atau diadili kecuali mereka dilucuti dari kekebalan parlementer lebih dulu. Mahkamah Agung meminta Majelis Konstituante Nasional untuk mengakhiri kekebalan Guaido karena dia menentang larangan bepergian yang ditetapkan Mahkamah Agung kepadanya.
Majelis Konstituante Nasional merupakan badan legislatif tandingan atas Majelis Nasional yang mayoritas diduduki oposisi dan dipimpin oleh Guaido.
Guaido menegaskan akan bertindak tegas jika rezim berani menculiknya. (The New York Times dan BBC)