close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi / Pixabay
icon caption
Ilustrasi / Pixabay
Dunia
Rabu, 20 Februari 2019 18:17

Australia tolak permohonan suaka eks pengawal Najib Razak

Australia akan menunda deportasi eks pengawal Najib Razak sampai Malaysia menghapus hukuman mati.
swipe

Eks pengawal mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak terancam dideportasi dari Australia setelah pengadilan Sydney dalam pekan ini menolak permohonannya untuk mendapat suaka politik. 

Meski demikian, Australia akan menunda deportasi Sirul Azhar Umar sampai Malaysia menghapus hukuman mati.

Tahun lalu, pemerintah baru Malaysia telah mengumumkan akan menghapuskan hukuman mati dan menghentikan eksekusi yang tertunda.

Sirul dan seorang pengawal lainnya, Azilah Hadri, dinyatakan bersalah dan divonis mati oleh pengadilan Malaysia karena telah menembak Altantuya Shaariibuu, seorang model Mongolia yang tengah hamil, di sebuah hutan di luar Kuala Lumpur pada 2006. Mereka disebut meledakkan jasad Altantuya dengan peledak kelas militer.

Azilah saat ini mendekam di penjara. Sementara itu, Sirul yang merupakan mantan kopral polisi bersikeras bahwa dirinya tidak bersalah. Dia bahkan membantah pernah bertemu dengannya.

"Itu fitnah. Bohong. Saya tidak pernah bertemu dengannya," kata Sirul seperti dikutip Malaysiakini bulan lalu.

Dalam wawancara khusus dengan The Guardian pada 2018, Sirul menyatakan, dirinya memang berpartisipasi dalam penculikan Altantuya tetapi bukan pembunuhannya.

Sampai detik ini, Sirul tidak pernah mengatakan siapa yang mendalangi kematian Altantuya atau apa motif di balik itu.

Altantuya disebut-sebut menjalin hubungan gelap dengan orang dekat Najib yang bernama Abdul Razak Baginda. Perempuan kelahiran 6 Mei 1978 itu membantu Abdul Razak dengan bertindak sebagai penerjemah dalam kesepakatan pembelian kapal Prancis senilai US$1 miliar.

Pembelian kapal selam Prancis itu diduga melibatkan praktik korupsi.

Keluarga Altantuya berharap kembalinya Sirul kelak dapat menjelaskan siapa dalang di balik kematian model itu. Bulan lalu, ayah Altantuya mengajukan gugatan perdata kepada Sirul dan Azilah, Abdul Baginda, dan pemerintah Malaysia.

Sebelumnya, Sirul telah menawarkan untuk memberi tahu seluruh informasi jika dia diberi pengampunan penuh oleh otoritas Malaysia.

Salah satu spekulasi yang berkembang sejak lama menyebutkan bahwa Altantuya dibunuh untuk menghentikannya mengekspos dugaan suap dalam pembelian kapal selam Prancis.

Sirul telah berada di pusat penahanan Villawood di Sydney selama lebih dari empat tahun setelah dia melarikan diri ke Australia pada 2014, saat menunggu proses banding putusan pengadilan.

Seorang teman Sirul yang tinggal di Australia mengatakan bahwa pria itu mengajukan kasusnya ke Pengadilan Banding Administratif di Sydney demi mendapat suaka politik. "Dia ingin dilepaskan ... dibebaskan dari tahanan, sehingga dia bisa membaur dengan masyarakat Australia dan menjalani hidupnya. Dia mengatakan bahwa kejahatan merupakan kejahatan politik."

Namun, yang terjadi adalah pengadilan menolak klaim awal Siru dan banding yang diajukannya pada Senin (18/2), dengan alasan itu bukan kejahatan politik. Pengadilan banding administratif Sydney juga menyatakan pihaknya tidak menemukan indikasi bahwa pembunuhan yang diperintahkan negara akan sama dengan kejahatan politik. (ABC News dan The Guardian)

img
Khairisa Ferida
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan