Badai tropis yang terjadi di Filipina Utara menyebabkan pemerintah setempat meliburkan pelaksanaan pembelajaran tatap muka, yang baru saja dibuka pada Senin (22/8).
Menurut Administrasi Layanan Atsmofer, Geofisika, dan Astronomi Filiphina (PAGASA), badai tropis Ma on yang biasa disebut dengan Floritas di Filipina, terjadi pada pukul 10:30 waktu setempat.
Badan cuaca memperkirakan terkait cuaca yang terjadi di pulau terbesar dan terpadat di negara tersebut yakni Luzon Utara, yakni terjadi hujan lebat, banjir, dan tanah longsor yang meluas.
Berdasarkan pernyataan juru bicara Presiden Ferdinand Marcos Jr, sekolah akan diliburkan selama dua hari, mulai Selasa di wilayah ibu kota nasional yakni, Manila, Provinsi Cavite, Laguna, Rizal, Bulacan, Zambales dan Bataan.
Pihak berwenang sudah melakukan tindakan untuk menjaga masyarakat terkait bencana yang terjadi dan mengevakuasi lebih dari 540 orang ke tempat penampungan dan peringatan banjir dikeluarkan untuk Provinsi Zambales, Tarlac, Bataan dan Pampanga.
Menurut Departemen Pendidikan, terdapat lebih dari 28 juta siswa kembali ke sekolah di seluruh negeri pada Senin (22/8), setelah penutupan akibat pandemi Covid-19. UNICEF mengatakan, penutupan sekolah yang berlangsung lama menyebabkan perkembangan pendidikan jutaan anak di negara itu terhambat.
“Penutupan sekolah yang berkepanjangan, mitigasi risiko kesehatan yang buruk, guncangan pendapatan rumah tangga memiliki dampak terbesar pada kemiskinan. Yang mengakibatkan banyak anak di Filipina gagal membaca dan memahami teks pada usia 10 tahun,” ujar UNICEF.